Keracunan MBG Picu Trauma, Bupati Sleman: "Saya Paham, Harus Ada Solusi Cepat"

Bupati Sleman Harda Kiswaya mengaku memahami psikologis anak-anak yang merasa trauma tersebut

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 25 September 2025 | 20:00 WIB
Keracunan MBG Picu Trauma, Bupati Sleman: "Saya Paham, Harus Ada Solusi Cepat"
Para Penggerak SPPG membuat Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Tridadi, Sleman, Kamis (8/5/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Baca 10 detik
  • Kasus keracunan MBG membuat sejumlah siswa trauma
  • Bupati Sleman segera mencari solusi
  • Harda Kiswaya mengatakan bahwa harus ada pendampingan psikologi terhadap trauma anak

SuaraJogja.id - Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa sejumlah anak sekolah di berbagai wilayah di Indonesia menyisakan dampak psikologis.

Tak sedikit kini yang trauma hingga enggan menyantap makanan dari program pemerintah tersebut.

Di Kabupaten Sleman sendiri, kasus keracunan diduga dari program MBG sudah beberapa kali terjadi.

Mengenai kondisi itu, Bupati Sleman Harda Kiswaya mengaku memahami psikologis anak-anak yang merasa trauma tersebut.

Baca Juga:Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara

"Ya, kalau dari sisi psikologi ya saya bisa memahami. Ini sesuatu yang harus dicarikan solusinya dengan cepat. Biar tujuan yang baik dari pemerintah ini nanti bisa berjalan. Iya kan? Harusnya dicarikan solusinya," kata Harda, dikutip, Kamis (25/9/2025).

Menurut Harda, tujuan program MBG sebenarnya sangat baik, yaitu untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi seimbang di sekolah.

Namun ia menilai trauma yang timbul akibat berbagai kasus keracunan harus segera diatasi.

Agar program itu bisa kembali berjalan dengan optimal.

Soal kemudian anak-anak memilih membawa bekal sendiri, Harda menegaskan hal itu tidak serta-merta menjadi larangan.

Baca Juga:Tragis! Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, JCW Soroti Pengawasan Bobrok

"Ya enggak apa-apa [bawa bekal] kan itu manajemennya [BGN], tujuannya apik, memberikan makan bergizi untuk anak-anak kami. Kemudian berkaitan dengan traumanya, membawa bekal sendiri, saya bisa pahami, bukan masalah boleh dan tidak," kata dia.

Terkait pemulihan psikologis, Harda menilai perlu ada langkah konkret yang dilakukan. Termasuk pendampingan kepada anak-anak yang terdampak.

"Ya harusnya ada [trauma healing]. Aku sudah minta Pak Mustadi [Kepala Dinas Pendidikan Sleman] untuk bisa mengantisipasi hal-hal demikian," ucapnya.

Ia menekankan, upaya trauma healing harus berjalan seiring dengan perbaikan manajemen MBG secara keseluruhan. Sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak