Di Acara SMEXPO, Darurat Sampah Yogyakarta Jadi Sorotan Pertamina Foundation

Pertamina Foundation tengah menggelar SMEXPO di Yogyakarta. Di sela acara itu, darurat sampah turut menjadi sorotan.

Irwan Febri
Sabtu, 27 September 2025 | 21:05 WIB
Di Acara SMEXPO, Darurat Sampah Yogyakarta Jadi Sorotan Pertamina Foundation
VP Pemberdayaan Masyarakat Pertamina Foundation, Probo Prasiddhahayu, di acara SMEXPO 2025. (Suara.com/Irwan Febri)
Baca 10 detik
  • Pertamina Foundation gelar SMEXPO 2025 di Pasar Ngasem, tampilkan 35 UMKM binaan.

  • Isu darurat sampah Jogja jadi sorotan, mahasiswa penerima beasiswa diajak edukasi masyarakat soal pengelolaan sampah.

  • Beasiswa Pertamina Foundation sudah menjangkau 500 mahasiswa dari 42 kampus, disertai aksi sosial peduli lingkungan.

SuaraJogja.id - Pertamina Foundation turut menyoroti permasalahan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat menggelar Small Medium Enterprise Expo (SMEXPO) 2025 di kawasan Pasar Ngasem, Yogyakarta, pada Sabtu (27/9/2025).

Pada acara ini, Pertamina Foundation memamerkan sekitar 35 UMKM binaan, termasuk dari Agrominafiber Java Indonesia yang berhasil transaksi ekspor perdana ke Eropa dengan nilai transaksi 53.000 dolar Amerika.

Di sela-sela kegiatan, VP Pemberdayaan Masyarakat Pertamina Foundation, Probo Prasiddhahayu, bertemu dengan sejumlah mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta yang mendapatkan beasiswa.

Usai pertemuan, Probo Prasiddhahayu menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya peduli dengan pendidikan, tetapi juga mendorong mereka untuk terlibat aktif dalam isu lingkungan, termasuk persoalan darurat sampah yang saat ini dihadapi oleh Yogyakarta.

Baca Juga:Trauma Mendalam, Istri Korban Diplomat Kemlu Akhirnya Bersuara, Berharap Presiden Turun Tangan

"Beasiswa itu program dari Pertamina, itu bagaimana bisa memberikan perhatian kepada adik-adik potensial," kata Probo kepada SuaraJogja, Sabtu (27/9/2025).

Hingga kini, Pertamina Foundation telah bekerja sama dengan 42 kampus mitra, dengan jumlah penerima beasiswa lebih dari 500 mahasiswa setiap tahun.

Para penerima tidak hanya difokuskan pada pengembangan akademik, tetapi juga didorong untuk aktif mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah.

"Saya melihat khusus di Jogja, dari yang disampaikan oleh pemerintah daerah, bahwa ada darurat sampah ya. Jadi, dari situ, adik-adik dari tahun-tahun lalu kami minta edukasi masyarakat untuk perhatian terhadap sampah. Bagaimana mengelola sampah yang baik," jelasnya.

Menurut Probo, implementasi kepedulian lingkungan ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan sosial, mulai dari program desa energi berdikari, aksi Sobat Bumi, hingga kegiatan bersih-bersih pantai dan edukasi masyarakat agar lebih peduli pada pola hidup sehat serta pengurangan sampah.

Baca Juga:Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang

"Itu kami wujudkan dengan program desa energi berdikari. Ada satu pengabdian di mana aksi sosial, aksi sobat bumi. Mereka melakukan pembersihan pantai dan mengedukasi masyarakat pola hidup sehat. Sehingga sampah-sampah bisa kiya kurangi dengan cara yang lebih baik," tuturnya menambahkan.

Dengan pendekatan ini, Pertamina Foundation berharap para penerima beasiswa dapat menjadi agen perubahan, yang tidak hanya berprestasi di kampus tetapi juga berkontribusi nyata dalam menekan persoalan lingkungan di sekitar mereka, termasuk masalah darurat sampah di Yogyakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak