- Waspada! Musim hujan dan cuaca ekstrem diprediksi BMKG mulai dasarian pertama Oktober di Sleman Utara.
- Mitigasi harus dilakukan: bersihkan selokan, cek atap, dan laporkan pohon rawan tumbang ke BPBD Sleman.
- Jangan berteduh di bawah pohon atau bangunan terbuka seperti joglo; angin kencang bisa mengangkat struktur.
SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat agar segera bersiap menghadapi periode cuaca ekstrem yang menandai dimulainya musim penghujan.
Diprediksi, hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir sudah akan mengguyur wilayah Sleman, terutama Sleman utara, pada awal Oktober ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, menjelaskan bahwa perubahan cuaca yang tiba-tiba adalah indikasi kuat masuknya musim hujan.
Kewaspadaan harus ditingkatkan mengingat kondisi ini berpotensi memicu bencana seperti pohon tumbang hingga kerusakan bangunan.
Baca Juga:Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
"Awal musim hujan di dasarian pertama bulan Oktober ini kan sudah musim hujan di dasar Sleman utara, ini prakiraan dari BMKG, ketika sudah masuki musim hujan di dasarian pertama ini kan tentunya akan bawa angin kan, angin, petir dan hujannya deras," kata Bambang, Jumat (3/10/2025).
Untuk meminimalisir risiko, masyarakat diminta proaktif melaksanakan mitigasi bencana di lingkungan masing-masing.
Langkah pertama yang disoroti adalah pengecekan menyeluruh terhadap kondisi fisik rumah dan sistem drainase di sekitarnya. Ini termasuk memastikan atap dalam kondisi prima dan saluran air tidak tersumbat.
"Selokan-selokannya dibersihkan, atap-atapnya dicek, bocor enggak. Kira-kira nanti menampung air hujan, talang-talangnya kuat tidak," ucapnya.
Selain infrastruktur rumah, BPBD juga meminta warga segera mengecek lingkungan sekitar, khususnya pohon-pohon besar yang berpotensi tumbang akibat terpaan angin kencang dan hujan lebat.
Baca Juga:Modus Korupsi Eks Bupati Sleman Sri Purnomo: Perbup jadi Celah Penyimpangan Dana Hibah Pariwisata
Jika ditemukan pohon yang sekiranya sudah lapuk atau rawan tumbang, warga diimbau untuk segera melaporkannya.
"Kalau ada yang sekiranya tidak mampu ya bisa lapor ke kami BPBD, kami bisa bantu," tandasnya.
Peringatan Unik: Bahaya Berteduh di Bawah Joglo Terbuka
Peringatan khusus juga ditujukan bagi masyarakat yang sering beraktivitas di luar ruangan. Bambang menekankan pentingnya memilih tempat berteduh yang aman saat cuaca seketika berubah menjadi ekstrem.
Tempat yang aman, menurutnya, adalah bangunan yang kuat dan kokoh, bukan di bawah pohon.
Lebih lanjut, BPBD Sleman menyoroti bahaya spesifik dari bangunan terbuka seperti joglo tanpa penutup samping.
Kondisi ini, kata Bambang, sangat tidak disarankan untuk dijadikan tempat berteduh saat angin kencang karena berpotensi menimbulkan bahaya yang mengejutkan.
Risiko utamanya adalah fenomena ‘angkat’ yang sering terjadi pada struktur joglo yang terbuka.
Angin kencang dapat masuk dan berputar di tengah bangunan, menciptakan pusaran yang mampu mengangkat struktur atap atau bahkan seluruh bangunan, menimpa orang yang berada di dalamnya.
"Kalau joglo itu kan ada angin ngangkat, berulang kali itu kejadian. Karena kalau joglonya itu kalau tidak ditutup dengan kerai itu, anginnya masuk, padahal berpusar di tengahnya kaya pusaran," paparnya.
Oleh karena itu, warga diminta untuk selalu waspada dan tidak meremehkan perubahan cuaca yang terjadi. Berteduhlah di tempat yang benar-benar solid dan tertutup untuk menghindari risiko fatal akibat angin kencang yang datang bersamaan dengan musim hujan ini.