24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen

Malioboro diuji coba jadi area pedestrian 24 jam saat HUT Kota Yogyakarta. Evaluasi dilakukan untuk identifikasi masalah akses, logistik, parkir, dan penataan kawasan.

Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 07 Oktober 2025 | 22:49 WIB
24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen
Kawasan Malioboro yang jadi pedestrian selama 24 jam saat HUT Kota Jogja, Selasa (7/10/2025). [Kontri/Putu]
Baca 10 detik
  • Malioboro direncanakan sebagai pedestarian permanen
  • Kendaraan bermotor dilarang melintas kecuali mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran
  • Wali Kota Jogja masih menilai beberapa ruas jalan menjadi perhatian jika nanti Malioboro full pedestrian

SuaraJogja.id - Jalan Malioboro benar-benar menjadi milik pejalan kaki selama 24 jam penuh pada uji coba full pedestrian yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Yogyakarta, Selasa (7/10/2025).

Seluruh kendaraan bermotor selain Trans Jogja dan ambulans dilarang melintas sepanjang jalur utama tersebut

Bebas dari kendaraan bermotor, warga pun memanfaatkan momen ini untuk berjalan kaki melintas Malioboro, tak hanya di trotoar namun juga di badan jalan.

Mereka berfoto di jantung Kota Yogyakarta tersebut. Beberapa pengunjung bahkan terlihat melakukan aktivitas seni.

Baca Juga:Wali Kota Jogja Ungkap Alasan Program Makan Bergizi Gratis Belum Maksimal, Ini Alasannya

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo yang melakukan pemantauan mengungkapkan selama pelaksanaan ujicoba pedestrian selama 24 jam, dirinya melihat secara langsung potensi, tantangan, dan dampak penerapan Malioboro sebagai kawasan bebas kendaraan bermotor secara total.

"Kita memang ingin melihat dampaknya seperti apa kalau full pedestrian. Saya akan lihat laporannya mulai tadi malam, kemudian pagi, siang, dan sore ini. Ini penting untuk evaluasi dan sekaligus perencanaan ke depan," paparnya.

Menurut Hasto, uji coba dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai masalah nyata yang akan muncul bila Malioboro nantinya diterapkan sebagai kawasan pedestrian secara permanen.

Ia menyebutkan, ada sejumlah titik yang perlu mendapat perhatian, mulai dari akses warga yang bermukim di sekitar kawasan, hingga persoalan distribusi logistik bagi pelaku usaha.

Kendaraan yang diperbolehkan melintas pun sangat dibatasi. Distribusi logistik untuk hotel, toko, dan restoran meski diijinkan namun diatur melalui jam-jam tertentu agar tidak mengganggu pejalan kaki.

Baca Juga:Malioboro Jadi Panggung Rakyat: Car Free Day 24 Jam Bakal Warnai Ulang Tahun ke-269 Kota Jogja

"Saya yakin di Malioboro ini ada banyak masalah, entah itu masalah akses, logistik, atau warga yang harus pulang ke rumahnya tapi tidak dapat akses. Dari situ bisa kelihatan titik-titik mana yang menjadi masalah," katanya.

Hasto mengakui masih banyak hal yang perlu dibenahi agar Malioboro benar-benar siap menjadi kawasan pedestrian penuh.

Salah satunya adalah pengaturan parkir dan arus lalu lintas di kawasan sekitar, seperti di Jalan Pasar Kembang dan kawasan selatan Stasiun Tugu.

Apalagi kawasan Pasar Kembang sebenarnya tidak diperbolehkan untuk parkir kendaraan.

Karenanya kedepan akan dilakukan penataan di kawasan tersebut untuk mengurai kemacetan kendaraan bermotor bila kebijakan pedestrian 24 jam diterapkan.

"Di Pasar Kembang mestinya bebas parkir supaya lancar. Ke depan saya berharap ada kantong-kantong parkir tambahan, insyaallah akan ada," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak