- Trah Sultan HB II mengajukan pengelolaan naskah Jawa yang dibawa pulang ke Inggris pada Geger Sepehi 1812
- British Library mengonfirmasi bahwa mereka menyimpan sekitar 500 manuskrip dari Indonesia
- Perlu ada koordinasi meluas antara BRIN dan Menteri Kebudayaan soal naskah Jawa tersebut
"Manuskrip-manuskrip tersebut perlu segera diidentifikasi, dan diklasifikasi dengan seksama. Selanjutnya dibaca, dialihaksarakan [transliterasi] dan dialihbahasakan agar bisa dipahami isinya. Komunitas-komunitas penggiat aksara siap terlibat dan membantu proses itu," tutur Agung.
British Library mengonfirmasi bahwa mereka menyimpan sekitar 500 manuskrip dari Indonesia, mencakup 250 naskah berbahasa Jawa dan Jawa Kuno, 120 naskah Melayu, 30 naskah Bali, serta masing-masing 40 naskah Bugis-Makassar dan Batak.
"Manuskrip-manuskrip ini telah tercatat dan didokumentasikan secara lengkap dalam katalog yang diterbitkan oleh Ricklefs, Voorhoeve & Gallop," ucapnya.
Dari total tersebut, baru sebagian kecil yang dikembalikan dalam bentuk digital.
Baca Juga:Prabowo Subianto Berdarah Sultan HB II? Keluarga Keraton Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
Saat ini ada sekitar 120 dan 75 naskah dari peristiwa Geger Sapehi telah dikembalikan dari total 7.500 manuskrip yang kini masih ada di Inggris.
Oleh sebab itu, perlu kolaborasi lebih luas dengan lembaga negara seperti BRIN dan Kementerian Kebudayaan.
Sehingga program transliterasi dan kajian naskah bisa berjalan berkelanjutan.
Diharapkan program-program ini bisa memantik sedikit perhatian orang muda pada sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan bangsa yang terekam dalam naskah-naskah itu.
"Semoga negara semakin serius untuk 'memulangkan' naskah aslinya dalam program repatriasi naskah-naskah Nusantara dengan diplomasi dan menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan," ujar dia.
Baca Juga:Kiprah Sultan HB II di Jogja, Seminar Nasional Bakal Ungkap Perlawanan dan Pemikirannya