- Pemuda 20 tahun ditunjuk jadi dukuh di Sleman
- Berawal dari barista kini Sito Apri pimpin padukuhannya sebagai dukuh termuda
- Meski masih kuliah, Sito masih mengurus banyak hal di padukuhannya
Sekaligus melengkapi syarat 15 persen dukungan dari warga.
Namun justru tantangan terbesarnya saat diminta untuk pidato menggunakan bahasa Jawa.
Tak ada persiapan khusus bahkan untuk tes itu, ia hanya belajar di sela-sela kesibukannya kala itu bekerja paruh waktu sebagai barista dan kuliah.
"Kalau paling susah itu bukan susah cuma belum terbiasa, pidato pakai bahasa Jawa itu agak susah, tapi yang penting yakin, alhamdulillah lolos," tuturnya.
Baca Juga:Jangan Sampai Salah Arah! Ini Rute Baru Menuju Parkir Pasar Godean Setelah Relokasi
"Jujur selama menyiapkan administrasi masih bekerja di kafe, jadi nyambi, kuliah dan part time, tidak ada persiapan khusus," imbuhnya.
Berhenti Jadi Barista, Fokus Dukuh dan Kuliah
Setelah resmi terpilih, Sito memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai barista.
Hal itu ia lakukan demi fokus menjalankan amanah.
Apalagi kegiatannya sebagai mahasiswa sudah cukup padat. Kini, usai resmi dilantik menjadi dukuh aktivitasnya kian padat.
Baca Juga:Tim SAR Evakuasi 2 Peserta Diklatsar yang Lemah di Lereng Merapi Tengah Malam
Dalam tiga minggu pertama menjabat, ia sudah harus berkeliling memperkenalkan diri ke berbagai kelompok masyarakat seperti PKK dan RT/RW.
"Saya mikir kayaknya susah [atur waktu], kemudian saya resign barista, susah karena waktu sangat terbagi dan 24 jam istilahnya kan. Jadi ya harus siap," ucapnya.
Meski statusnya kini berubah, Sito tetap berusaha bersikap rendah hati di tengah teman-teman kampusnya maupun lingkungan.
Pemuda kelahiran April 2005 itu sebenarnya tak memberi tahu banyak orang soal pencalonannya.
Namun kabar kemenangannya kemudian menjadi sorotan dan viral di media sosial.
"Teman-teman kaget, soalnya [saya] enggak ngasih tahu, kemudian di medsos saya repost story, akhirnya tahu semua," ujarnya sambil tertawa.