Bantul Bakal Sulap 123 Hektar Lahan Jadi Kebun Raya Baru: Ini Lokasi dan Komoditas Eksotisnya

Pemkab Bantul buka 123 ha lahan perkebunan di 5 kapanewon, hasil kesepakatan Kementan, demi optimalkan lahan & diversifikasi komoditas. Libatkan pakar UGM.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 10 November 2025 | 23:50 WIB
Bantul Bakal Sulap 123 Hektar Lahan Jadi Kebun Raya Baru: Ini Lokasi dan Komoditas Eksotisnya
Ilustrasi sawah perkebunan.(Pexels/Lokman Hossain)
Baca 10 detik
  • Pemkab Bantul berencana mengembangkan komoditas perkebunan pada lahan 123 hektare di lima kapanewon berdasarkan kesepakatan dengan Kementerian Pertanian.
  • Program ini bertujuan mengoptimalkan lahan menganggur di Imogiri, Dlingo, Pleret, Piyungan, dan Pundong untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat setempat.
  • Sebelum penanaman, Pemkab melibatkan pakar UGM untuk mengukur keasaman tanah dan merekomendasikan diversifikasi komoditas seperti kakao dan mete.

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, berencana membuka lahan seluas 123 hektare guna mengembangkan berbagai komoditas tanaman perkebunan di lima kapanewon (kecamatan).

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, langkah tersebut merupakan hasil kesepakatan dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperluas sektor perkebunan di wilayahnya.

"Kita sudah sepakat dengan Kementan untuk membuka lahan baru secara besar-besaran bagi pengembangan komoditas perkebunan," ujar Halim dikutip Senin (10/11/2025).

Menurutnya, lahan tersebut akan dibuka di lima wilayah, yaitu Imogiri, Dlingo, Pleret, Piyungan, dan Pundong.

Baca Juga:Luas Masa Tanam Kedua Turun Drastis, Dinas Pertanian Gunungkidul Sebut Karena Persoalan Air

Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan agar tidak ada tanah yang dibiarkan menganggur.

"Lahan di Bantul harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar bisa menghasilkan nilai ekonomi dan menambah pendapatan masyarakat," jelasnya.

Sebelum proses penanaman dimulai, pemerintah daerah akan melakukan pengukuran tingkat keasaman tanah (pH) guna menentukan jenis komoditas yang paling cocok dikembangkan di masing-masing lokasi.

"Kami melibatkan pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan riset dan memberikan rekomendasi agar program ini berjalan efektif dan berbasis ilmu pengetahuan," tambahnya.

Halim menegaskan, pengembangan lahan perkebunan di Bantul selaras dengan program nasional Presiden RI yang mendorong daerah-daerah potensial untuk menjadikan pertanian sebagai pilar utama ekonomi bangsa.

Baca Juga:Dinas Pertanian Kulon Progo Targetkan Vaksinasi PMK Capai 7.800 dosis

"Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai negara agraris dengan tanah dan iklim yang sangat mendukung pertanian. Karena itu, meninggalkan sektor ini sama saja seperti mengabaikan potensi utama bangsa," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa pemerintah daerah menargetkan pertumbuhan signifikan di sektor pertanian, khususnya melalui diversifikasi komoditas perkebunan.

"Kita tidak hanya fokus pada satu dua komoditas saja, tapi juga mulai mengembangkan kakao, kelapa kopyor, kelapa genjah, mete, hingga alpukat. Semua itu memiliki potensi ekonomi tinggi," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak