Ancaman Longsor DIY Masih Tinggi, Perbukitan Menoreh dan Gunungkidul Paling Rawan

DIY rawan longsor di Menoreh & Gunungkidul saat hujan lebat. Perlu waspada dan tindak lanjuti peringatan dini BMKG dengan evakuasi.

Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 04 Desember 2025 | 18:12 WIB
Ancaman Longsor DIY Masih Tinggi, Perbukitan Menoreh dan Gunungkidul Paling Rawan
Ilustrasi longsor di Gunungkidul. (Shuttestock).
Baca 10 detik
  • DIY memiliki ancaman longsor tinggi di Menoreh dan Gunungkidul karena struktur geologi rapuh, ujar Dwikorita Karnawati.
  • Sistem peringatan dini BMKG, memprediksi cuaca tiga hari ke depan, wajib ditindaklanjuti respons cepat pemerintah.
  • Pemerintah daerah harus menyiapkan lokasi pengungsian bagi masyarakat saat prediksi hujan ekstrem telah dikeluarkan.

SuaraJogja.id - Ancaman bencana tanah longsor di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinilai masih cukup tinggi. Terutama di kawasan perbukitan dan wilayah dengan struktur geologi rapuh yakni perbukitan Menoreh dan Gunungkidul.

Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa sejumlah zona memiliki tingkat kerentanan yang perlu diwaspadai. Terutama ketika intensitas hujan meningkat.

"Di DIY, yang rawan itu kan di perbukitan menoreh. Kemudian juga di pegunungan selatan, di Gunungkidul itu juga rentan," kata Dwikorita kepada wartawan, Kamis (4/12/2025).

Ia memaparkan bahwa karakter geologi di kawasan tersebut membuat potensi pergerakan tanah lebih mudah dipicu oleh curah hujan tinggi. 

Baca Juga:Jangan Salah Pilih! 7 Mobil Bekas Ini Terkenal Susah Dijual Lagi, Ada Incaranmu?

Oleh karena itu, sistem peringatan dini menjadi instrumen penting dalam upaya mitigasi. Dwikorita bilang bahwa prediksi cuaca harian yang dikeluarkan BMKG setempat harus diikuti dengan langkah respons cepat dari pihak pemerintah.

Menurutnya, BMKG DIY memiliki teknologi untuk mengombinasikan radar dan model matematika guna memprediksi cuaca hingga tiga hari ke depan. 

"Jadi, harus memonitor terus perkembangan informasi cuaca dari BMKG DIY, itu selalu diberikan," ucapnya.

Mantan Kepala BMKG itu menegaskan bahwa peringatan dini seharusnya langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten dan kecamatan di wilayah rawan longsor.

Dalam hal ini utamanya terkait dengan langkah-langkah penyelamatan diri. 

Baca Juga:Buruan Sikat! Trik Jitu Klaim Saldo DANA Kaget Rp99 Ribu dari 4 Link Rahasia Hari Ini!

"Kemudian, kalau sudah diberitahu tiga hari lagi akan terjadi cuaca ekstrem, tentunya pemerintah kabupaten dan kecamatan-kecamatan di rawan longsor, terutama longsor ya DIY ini, itu harus siaga," tegasnya.

Ia menekankan pentingnya menyiapkan lokasi pengungsian sementara ketika hujan ekstrem diprediksi akan terjadi. 

"Menyiapkan apakah masyarakatnya sudah siaga. Kalau ada peringatan dini hujan lebat, harus turun dari gunung, menjauh dari gunung. Tinggal di mana? Nah, itu harus dibantu, disiapkan," tuturnya.

Disampaikan Dwikorita kerawanan di perbukitan Menoreh dan Gunungkidul berbeda dengan kawasan perbukitan barisan di Sumatera. 

"Agak beda dengan perbukitan Barisan, kurang curam. Perbukitan barisan itu tegak gitu ya, kurang curam. Jadi kipas-kipas aluvialnya relatif tidak intensif seperti di Sumatera," ujarnya.

Menurutnya, perbedaan karakter morfologi dan struktur geologi tersebut memengaruhi intensitas serta pola longsor yang dapat terjadi. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak