- Wali Kota Yogyakarta memaparkan program Mas JOS berbasis rumah tangga pada Kagama Regional Leaders Forum 2025 di UGM.
- Mas JOS menekankan pengelolaan sampah dari hulu melalui lima langkah spesifik dan kesadaran kolektif warga.
- Tujuan utama inisiatif ini adalah mengurangi volume sampah TPA serta menumbuhkan budaya hidup lestari masyarakat.
SuaraJogja.id - Dalam gelaran Kagama Regional Leaders Forum (KRLF) 2025 yang berlangsung di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 12 Desember 2025, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, membagikan pengalaman inovatif Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengelola persoalan lingkungan.
Fokus utama paparannya adalah program unggulan mereka, Mas JOS (Masyarakat Jogja Olah Sampah), yang menekankan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga.
Inisiatif ini menjadi sorotan sebagai contoh praktik terbaik dalam membangun kesadaran kolektif warga terhadap isu lingkungan.
Hasto Wardoyo dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa pengelolaan sampah tidak cukup hanya diselesaikan dengan pendekatan teknis dan proyek jangka pendek semata.
Baca Juga:Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
Menurutnya, dibutuhkan sebuah gerakan kolektif dari warga yang menyadari bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama, dan kesadaran ini harus dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yaitu rumah tangga.
Pendekatan ini menunjukkan pergeseran paradigma dari penanganan sampah pasca-pembuangan menjadi pencegahan dan pengelolaan dari hulu.
"Kami di Jogja percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil di rumah. Melalui Mas JOS, kami ajak warga menjadi pelaku utama pengelolaan sampah, bukan sekadar penonton," ujar Hasto dalam salah satu sesi diskusi KRLF yang bertemakan transformasi lokal berbasis nilai.
Filosofi di balik Mas JOS, yaitu memberdayakan masyarakat agar menjadi agen perubahan aktif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan mereka sendiri.
Mas JOS sendiri merupakan program unggulan Pemerintah Kota Yogyakarta yang secara spesifik menekankan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Baca Juga:Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
Program ini dirancang dengan lima langkah sederhana namun memiliki dampak yang besar. Langkah-langkah tersebut meliputi: memilah sampah sesuai jenisnya, membawa sampah anorganik ke bank sampah terdekat, mengolah sampah organik secara mandiri di rumah, mengurangi sisa makanan (food waste), dan membiasakan diri menggunakan wadah berulang atau reusable.
Langkah-langkah tersebut dirancang agar mudah diterapkan oleh setiap warga, sekaligus berfungsi untuk memperkuat budaya hidup bersih, sehat, dan bertanggung jawab di tengah masyarakat.
Dengan demikian, sampah tidak hanya menjadi soal kebersihan fisik semata, tetapi juga menjadi pintu masuk menuju pembentukan kesadaran ekologis yang lebih mendalam di kalangan warga kota. Program ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan baik yang berkelanjutan.
Tujuan utama dari Mas JOS adalah mengurangi volume sampah yang pada akhirnya harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mendorong terciptanya lingkungan hidup yang lestari dan membangun partisipasi aktif masyarakat dalam menciptakan kota yang lebih tangguh secara lingkungan.
"Kami ingin pengelolaan sampah menjadi bagian dari gaya hidup warga Jogja. Bukan sekadar aturan, tapi kebiasaan baru yang membentuk peradaban kota," tambah Hasto, memproyeksikan visi jangka panjang program ini.