- BPBD DIY mengingatkan warga Jogja waspada pohon tumbang sebagai ancaman serius akibat potensi cuaca ekstrem.
- Kepala BPBD DIY mengimbau masyarakat melakukan pemangkasan mandiri terhadap pohon-pohon di sekitar rumah.
- BPBD DIY telah berkoordinasi lintas instansi dan memetakan wilayah rawan bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir.
SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut pohon tumbang masih menjadi ancaman serius bagi warga Jogja saat cuaca ekstrem melanda. Diperlukan kewaspadaan yang tinggi untuk menyikapi kondisi itu.
Terlebih di tengah potensi cuaca ekstrem dampak siklon yang diprediksi dapat meningkatkan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Agustinus Ruruh Haryanta, menyebut beberapa kejadian terakhir pohon tumbang telah menelan korban jiwa.
Peristiwa tersebut menjadi peringatan bahwa mitigasi pohon rawan harus menjadi perhatian utama, selain ancaman banjir dan longsor.
Baca Juga:10 Destinasi Wisata di Jogja 2025: Dari Kebun Binatang Merapi hingga di Tepi Laut
"Setiap kali saya menghimbau kepada seluruh warga masyarakat itu untuk melakukan swakelola mandiri terhadap pohon-pohon yang di sekitarnya," kata Ruruh, Rabu (17/12/2025).
Pemangkasan dahan dan ranting dinilai sebagai langkah paling sederhana namun krusial untuk menekan risiko bencana.
"Untuk yang terlalu tinggi, yang sudah rapuh, itu dilakukan identifikasi, kalau bisa secara mandiri itu melakukan pruning [pemangkasan]," ucapnya.
"Karena sekali kejadian pohon tumbang itu malah justru menimbulkan korban jiwa," imbuhnya.
Warga yang kesulitan memangkas pohon dapat berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota melalui OPD terkait maupun BPBD setempat.
Baca Juga:Crafting Zine: Ruang 'Slow Living' Anak Muda Jogja di Tengah Kesibukan Kuliah
"Biasanya Kabupaten Kota itu punya OPD yang khusus melakukan pruning atau tebang. Ada yang di PU, ada yang di Dinas Lingkungan Hidup," tandasnya.
Di sisi lain, meningkatnya kewaspadaan ini tak lepas dari potensi siklon tropis yang diprediksi BMKG terbentuk di sekitar perairan Indonesia. Meski tidak berada tepat di wilayah DIY, dampaknya tetap berpotensj dapat dirasakan berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang.
Mengantisipasi kondisi tersebut, BPBD DIY telah melakukan koordinasi lintas instansi. Rapat koordinasi melibatkan BPBD kabupaten/kota, Basarnas, BMKG, TNI, Polri, hingga organisasi perangkat daerah.
Tujuannya guna memastikan kesiapan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Selain koordinasi, BPBD DIY juga melakukan inventarisasi sumber daya manusia dan peralatan dari masing-masing instansi. Langkah ini agar respons cepat dapat dilakukan dengan mengerahkan personel terdekat ketika bencana terjadi di titik tertentu.
Pemantauan intensif turut dilakukan terhadap sungai-sungai utama di DIY, terutama saat hujan deras terjadi di wilayah hulu.