SuaraJogja.id - Setelah peristiwa tanah longsor yang terjadi di Makam Raja-Raja Mataram, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Universitas Gadjah Mada (UGM) menerjunkan mahasiswa untuk melakukan pemetaan dan analisa kejadian tanah longsor.
Hasil kajian tersebut dipaparkan hari ini, Kamis (21/3), di Fakultas Teknik Geologi.
Peneliti UGM Wahyu Wilopo mengatakan gerakan tanah atau longsor di Makam Raja Imogiri dipicu oleh curah hujan tinggi pada 17 Maret 2019. Pada hari tersebut, kata Wahyu, intensitas curah hujan mencapai 148 milimeter per hari.
Jika dikalkulasi dalam empat hari terakhir sebelum kejadian, ucap Wahyu, curah hujan mencapai hampir 300 milimeter per hari.
"Saya kira itu hujan yang sangat tinggi sekali, menyebabkan banyak kejadian longsor. Tidak hanya di Imogiri, dalam sejarah longsor di Jawa hampir semua kalau curah hujan lebih dari 100 milimeter per hari biasanya menyebabkan terjadinya longsor," kata Wahyu di Fakultas Teknik Geologi UGM, Sinduadi, Mlati, Sleman, Kamis (21/03/2019).
Di sisi lain, kondisi tanah di sekitar Makam Raja Imogiri memang rentan longsor. Sebagian daerah itu terdiri dari lereng curam. Batuan yang ada juga telah mengalami pelapukan, sehingga rentan sekali longsor.
Gerakan tanah di Makam Raja Imogiri secara umum memiliki karakteristik tipe luncuran (rotational sliding).
Ini merupakan longsor dengan bidang luncur berbentuk kurva melengkung. Kejadian ini berdampak ke rumah warga dan infrastruktur jalan.
Setelah terjadi longsor, ada beberapa retakan yang kini masih rentan.
Baca Juga: BPN Klaim Sandiaga Tak Pernah Lakukan Pencitraan di Pilpres 2019
Retakan utama atau mahkota longsor terjadi di sisi barat bangunan Calon Makam Sri Sultan Hamengku Buwono X. Lebarnya mencapai sekitar 35 meter dengan kedalaman sekitar 25 meter.
Retakan di pemakaman Sri Sultan Hamengku Buwono IX melintang dari barat ke timur dengan arah pergerakan ke selatan. Panjang retakan mencapai sekitar 25 meter.
Penurunan tanah di lokasi tersebut mencapai sekitar 30 sentimeter dengan lebar bukaan sekitar 10 sentimeter.
Terdapat retakan di sisi utara bangunan calon makam Sri Sultan Hamengku Buwono X. panjangnya mencapai 10 meter dengan arah pergerakan ke utara. Retakan lain memiliki panjang sekitar 25 meter dengan arah relatif ke timur.
Kontributor : Sri Handayani
Berita Terkait
-
Masih Ada Enam Titik Rawan Longsor di Sekitar Makam Raja Imogiri
-
Pailah Ingin Pindah dari Sekitar Makam Raja Imogiri
-
Pencarian Korban Longsor Imogiri Terkencala Hujan
-
Libatkan Pasar Tradisional, Mahasiswa UGM Kembangkan Aplikasi OkeSayur
-
Bersiap Revolusi Industri 4.0, Fakultas Teknik UGM Kembangkan Printer 3D
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
3 Pendaki Ilegal Masuk Gunung Merapi, Satu Berhasil Selamat, Dua Masih Dicari
-
Banjir Merenggut Sawah dan Rumah, Mahasiswa Sumatera dan Aceh di Jogja Berjuang Bertahan Hidup
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!