SuaraJogja.id - Pengelola Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membatasi aktivitas taksi online untuk menjemput penumpang di kawasan bandara. Pembatasan aktivitas taksi online tersebut berkaitan adanya kerja sama resmi antara pengelola Bandara YIA dengan sejumlah perusahaan transportasi yang beroperasi di kawasan bandara.
Keputusan tersebut tentunya disambut baik oleh para karyawan transportasi konvensional yang sudah terikat kerja sama secara resmi. Salah satunya sebut saja Andi, pengemudi taksi konvensional.
Menurut Andi, keberadaan taksi online seringkali mengambil calon penumpangnya bahkan secara diam-diam. Padahal kata Andi, tarif yang dibebankan oleh taksi konvensional juga tidak jauh berbeda dengan taksi online.
"Sebenarnya harga taksi konvensional itu juga murah. Hanya berkisar Rp 4 ribuan perkilometer, itukan hampir sama. Saya dulu juga sopir taksi online," kata Andi Senin (24/6/2019).
Terkait itu, kegirangan Andi tidak berlangsung lama dengan masuknya taksi reguler. Sebuah istilah untuk taksi plat hitam yang tidak terikat secara resmi dengan pihak angkasa pura.
Selain Andi, para pengemudi lain juga menyatakan hal senada. Salah satunya Awan-bukan nama sebenarnya. Menurut Awan para driver taksi reguler selain ilegal juga sering membanting harga.
"Mereka itu mematok harga berdasarkan aplikasi taksi online, dan itu pun masih bisa ditawar, ini kan mematikan kita secara halus," katanya
Menurut Andi, para sopir taksi regul ini mengaku sebagai eks korban tergusur pembangunan bandara NYIA. Setidaknya kata Andi, ada sekitar 15 unit taksi reguler yang beroperasi secara tidak resmi.
"Mereka itu yang terdeteksi ada sekitar 15 unit mobil. Tapi saya rasa lebih, padahal jumlah armada argo kita hanya 20 unit. Secara jumlah saja hampir sama, ini tentu butuh perhatian khusus dari Angkasa Pura," ujarnya
Baca Juga: Kemenhub Akan Buat Jalur Khusus dari Terminal Giwangan Menuju YIA
Untuk diketahui, tarif sewa lahan parkir perargo dikawasan bandara YIA sebesar Rp 125 juta pertahun. Biaya registrasi per unit adalah sebesar Rp 500 ribu perunit untuk taksi.
"Itu stiker bertuliskan Taxi Bandara harganya Rp 500.000," kata Andi
Sedangkan untuk travel yang mengunakan armada jenis ELF dikenakan harga sebesar Rp 1 juta. Untuk armada Big Bus dipatok seharga Rp 1,5 juta oleh Angkasa Pura.
Salah satu pengemudi travel bandara bahkan resah jika para pengemudi taksi reguler tidak segera ditindak. Terlebih kata Wahyu, para pengemudi taksi regul dibekingi pihak tertentu.
"Angkasa pura harus turun tangan untuk menyelesaikan ini. Kami tidak bisa apa-apa, karena mereka dibekingi pihak tertentu," keluhnya.
Berdasarkan temuan wartawan suara.com di lapangan, setidaknya ada tiga sopir regul yang sedang beroperasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Proyek Tol Jogja-Solo Sentuh Ring Road Kronggahan, Bagaimana Dampaknya ke Lalu Lintas?
-
Bansos Kulon Progo Bocor? Modus Judi Online Terungkap, NIK Penerima Disalahgunakan
-
Dari Irigasi Kumuh ke Jalur Rafting: Gerakan Pemuda Sleman di Selokan Mataram Ini Inspiratif
-
Sultan HB X Tak Mau Komentari Figur Menteri, Tapi Ungkap Satu Harapan Ini untuk Prabowo
-
Sri Mulyani 'Ditendang' Demi Muluskan Ambisi Prabowo? Ekonom UGM Beberkan Strategi di Balik Reshuffle Kabinet