SuaraJogja.id - Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengklaim sudah memberikan kompensasi tunai kepada masyarakat yang tinggal Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Padukuhan Ngablak, Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul.
"Pemerintah DIY sudah memberikan kompensasi. Tapi kita luncurkan ke desa, dan tugas Desa untuk mendistribusikan ke masyarakat dalam bentuk apapun, terserah desa," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi di Kompleks Kepatihan pada Jumat (9/8/2019).
Namun, jika keinginan masyarakat adalah kompensasi per orang tambah Gatot, hal itu yang agak sulit dilakukan oleh pemerintah. Sebab, anggaran yang digunakan adalah anggaran dari pemerintah.
"Masyarakat tidak bisa serta merta disalurkan begitu saja, kan harus ada aturan. Yang ada ya coba kita godok," tambahnya.
Baca Juga: Tuntut Kompensasi Dampak Sampah, Warga Piyungan Blokir Akses TPST
Gatot mengungkapkan, selama ini pihaknya telah memberikan kompensasi tunai melalui desa sebesar Rp 250 juta. Sedangkan, penggunaannya diserahkan kepada desa melalui forum rembug warga sendiri.
"Kalau mau dibagi untuk perorangan ataupun untuk pembangunan infrastruktur, silahkan saja. Itu kewenangan masyarakat. jangan pokoke, kalau sudah bilang 'pokoke' maka semuanya akan repot," kata dia.
Sebelumnya, sebanyak 170 keluarga yang berada di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menutup akses menuju Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) pada Rabu (31/7/2019). Warga menuntut kompensasi tunai karena merasa dirugikan akibat penumpukan sampah di kawasan tersebut.
Warga mengklaim telah bertahun-tahun tinggal di kawasan seluas 14,3 hektare tersebut, namun tidak pernah mendapatkan manfaat atau bahkan kompensasi dalam bentuk apapun juga. Padahal, mereka setiap hari merasakan dampak dari pembuangan sampah, baik polusi udara maupun lingkungan.
Kontributor : Rahmad Ali
Baca Juga: Dua Investor Asal Swiss Tertarik Bangun PLTSa di DIY
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Profil Nicholas Nyoto Prasetyo Dononagoro, Ketua Koperasi BLN Dugaan Investasi Bodong
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
Terkini
-
Bangun Insinerator Swadaya, Warga Kricak Kidul Sulap Sampah Residu jadi Energi
-
Detik-detik Kecelakaan Motor di Godean, Korban Cedera Parah
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal