SuaraJogja.id - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengembangkan materi pendidikan khas Ke-Jogja-an. Konsep tersebut dibuat karena banyak permasalahan pendidikan karakter yang belum juga terselesaikan hingga saat ini.
Pemerintah pun masih kesulitan dalam mencari konsep pendidikan karakter sebagai kurikulum yang pas diterapkan di sekolah. Penerapan pendidikan budi pekerti, karakter atau bahkan pendidikan agama yang sudah melalui berbagai semiloka, seminar, saresehan dan lainnpun tidak juga mampu menjalankan fungsi pendidikan nasional secara optimal.
Karenanya pengembangan pendidikan karakter Khas Ke-Jogja-an yang dilakukan pemerintah DIY diharapkan mampu mewujudkan peradaban baru yang unggul.
Sebab konsep ini ditujukan untuk menghasilkan manusia Yogyakarta yang taat kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi rasa kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, rasa keadilan, merdeka lahir-batin serta selalu menumbuhkan keselarasandalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Baca Juga: Dikunjungi Raja Malaysia, Ini yang Dibicarakan Bersama Sultan HB X
"Tujuan Pendidikan Khas Ke-Jogja-an tidak bisa dipisahkan dari penyiapan generasi masa depan bangsa yang unggul," ungkap Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dalam pidato ilmiahnya saat dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa (DR Hc) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Kamis (5/9/2019).
Menurut Sultan, dalam konsep pendidikan karakter tersebutl, lembaga pendidikan tidak hanya dipahami sebagai wahana transmisi dan transformasi ilmu pengetahuan. Namun juga mencakup pembelajaran dalam rangka mereproduksi kebudayaan yang menjadi salah satu pilar KeIstimewaan DIY. Pendidikan yang transformatif mensyaratkan pendidikan guru harus memahami budaya Yogyakarta.
Sehingga pendidikan benar-benar menjadi proses inkulturasi, upaya keras memahami budaya sendiri. Guru pun tidak hanya menjalankan kurikulum dan didaktikmetodik saja, tetapi juga memberi arah agar subyek didikmenjadu aktor perubahan dalam gerakan kebudayaan.
Namun penerapan konsep itu perlu didukung dengan Rencana Strategis yang bersifat pembaharuan di setiap Satuan Pendidikan Yogyakarta yang memuat pergeseran arah kebijakan. Khususnya pada tataran pada Standar Isi Kurikulum, Standar Proses Pembelajaran dan Standar Penilaian Lulusan.
Jika konsepnya dapat direkomendasi untuk disetujui Mendikbud RI, implikasinya Pendidikan Khas Ke-Jogja-an sebagai bentuk inovasi daerah bisa diterapkan di provinsi lain dengan kekhasan budayanya masing-masing. Kedepan akan bermunculan beragam Pendidikan Khas Bugis, Minang, Melayu, Aceh atau etnik lain yang memang sesuai dengan ekosistem budaya setempat.
Baca Juga: Sultan HB X: Pelajar Papua di Jogja Fokus Belajar Saja, Jangan Ikut-ikutan
"Dan inilah sesungguhnya wujud nyata kekayaan Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an Indonesia yang kasatmata,"ungkapnya.
Berita Terkait
-
Inspiratif! Awardee Beasiswa U-go X Inotek Kelompok UNY Gelar Kegiatan Proyek Sosial
-
UNY Tambah Prodi Baru di SNBP 2025, Cek Kuota dan Persyaratannya
-
Nilai SNBP UNY 2025: Cek Skor Rata-rata Rapor Agar Lolos Berbagai Prodi
-
Pakar Ungkap Makna di Balik Gestur Tangan dan Bibir Sri Sultan HB X saat Bertemu Jokowi
-
Menguak Beda Makna Batik Jokowi dan Sri Sultan HB X, Diduga Corak Naga Tuai Perbincangan
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan