SuaraJogja.id - Sejumlah warga Dusun Gimeng, Desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul harus menempuh jarak 1,5 kilometer untuk mendapatkan air bersih. Lantaran air yang mengaliri tiap rumah warga, tak lagi berfungsi selama musim kemarau tahun ini.
Warga Dusun Gimeng Sukarmi (40) mengaku harus tiga kali bolak-balik mengambil sumber air yang terletak di dusun tetangga. Dia terpaksa melakukan itu, karena tidak ada kiriman tangki air bersih ke dusun tempatnya tinggal.
"Kemarau tahun ini lebih panjang dari tahun sebelumnya. Jadi jika tidak ada bantuan air bersih dari pemerintah atau pihak swasta, saya harus menuju tileng (sumber mata air) di Dusun Pelataran. Jaraknya sekitar 1,5 kilometer jika jalan kaki," keluhnya saat ditemui pada Selasa (5/10/2019).
Menurutnya, Warga Dusun Gimeng kerap kali melakukan hal tersebut di tiap musim kemarau. Sehingga kiriman air ke dusun tempat tinggalnya sangat dibutuhkan.
"Sudah empat tahun ini saya rasakan saat kemarau datang. Jika tidak ada bantuan air tangki, ya mau tidak mau, kami harus ke tileng mengambil air. Biasanya yang memiliki motor lebih mudah. Tapi yang tidak punya motor, ya harus jalan kaki," katanya.
Sukarmi menjelaskan, dalam sehari menghabiskan air sebanyak 10 ember untuk kebutuhan empat orang. Jika musim kemarau tiba, ia harus menghemat agar air tidak langsung habis dalam satu hari.
"Jika masuk musim kemarau saya bisa menghabiskan enam ember besar. Biasanya kan 10 ember. Tapi jika musim kemarau susah dapat air bersih. Jadi untuk mandi, makan, minum saya lakukan di rumah. Tapi saat mencuci pakaian saya pergi ke tileng," katanya.
Ibu dua anak ini mengemukakan, pasokan air sehari-hari untuk kebutuhan rumah tangga didapatnya dari sumber air yang berada di wilayah Gedong, Ponjong, Gunung Kidul. Tiap tahun Sukarmi mengeluarkan uang Rp 70 ribu untuk mendapatkan aliran air yang sudah terinstalasi langsung ke rumahnya.
Namun jika musim kemarau tiba, aliran air mati karena sumber air di wilayah tersebut habis.
Baca Juga: Kemarau Panjang, 15 Kecamatan di Gunungkidul Terdampak Kekeringan
"Jadi cara kami untuk mendapatkan air bersih saat kemarau, ya dari kiriman air dan tileng di Dusun Pelataran itu. Hanya saja yang sangat membantu warga di sini kiriman air dari pemerintah setempat dan swasta," ungka Sukarmi.
Sebelumya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul telah mengeluarkan surat edaran terkait penetapan status siaga darurat kekeringan tahun 2019. Dari total 18 kecamatan ada 15 kecamatan yang telah mengajukan permohonan kiriman air akibat kemarau tahun ini.
Kekinian, Pemkab Gunungkidul telah menyuplai bantuan air bersih ke tiap kelurahan yang terdampak kemarau. Pemkab menerjunkan lima truk tangki berkapasitas lima ribu liter setiap hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana
-
Anak Mantan Bupati Sleman Ikut Terseret Kasus Korupsi, Kejaksaan Buka Suara Soal Peran Raudi Akmal
-
Imbas Jembatan Kewek Ditutup, Polisi Siapkan Skema Dua Arah di Sekitar Gramedia-Bethesda