Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 06 November 2019 | 17:31 WIB
Prof Dr H Taufiq Ahmad Dardiri, SU - (Twitter/@ALUSDIY)

SuaraJogja.id - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta tengah berduka atas kepergian Guru Besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Taufiq Ahmad Dardiri.

Sang profesor wafat di usia 68 tahun pada Selasa (5/11/2019) malam di kediamannya di Perumahan Purwomartani Baru, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, seperti diberitakan situs web resmi UIN Sunan Kalijaga.

Jenazahnya dikabarkan dimakamkan pada Rabu (6/11/2019) siang di Makam UIN Sunan Kalijaga di Kadisoka, Purwomartani.

Pihak keluarga mengungkapkan, almarhum meninggal karena sakit, seperti dikutip dari HarianJogja.com.

Baca Juga: UIN Sunan Kalijaga Akan Klarifikasi Kembali Disertasi Abdul Aziz

"Almarhum kakak saya menderita kanker tiroid sejak 2012 lalu," kata Rafiq, salah satu adiknya, sembari menambahkan bahwa kakaknya itu tak pernah mengeluh meskipun sakit.

Melansir uin-suka.ac.id, dosen kelahiran Banyuwangi, 10 September 1951 ini adalah Guru Besar bidang Nushush Arab atau Kajian Teks Sastra Arab yang telah mengabdi di UIN Sunan Kalijaga sejak 1977.

Ia merupakan lulusan S1 IAIN Sunan Kalijaga, S2 Universitas Gadjah Mada (UGM) dan S3 UIN Sunan Kalijaga.

Setelah 32 tahun mengajar, pada 2009 Taufiq Ahmad Dardiri dianugerahi gelar sebagai guru besar.

Selama 42 tahun mengabdi di UIN Sunan Kalijaga, dirinya dikenal sebagai sosok yang memiliki dedikasi sangat tinggi dalam mengajar.

Baca Juga: Rektor UIN Sunan Kalijaga Menyayangkan Adanya Teror Kepada Keluarga Aziz

Bahkan, menurut Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Akhmad Patah, dalam kondisi sakit dan tidak bisa bersuara pun, Taufiq Ahmad Dardiri tetap mengajar.

"Dalam sebulan terakhir masih mengajar aktif ke kampus meski dalam kondisi sakit tak bisa bersuara namun dengan peralatan bantu," kata Patah.

Tak hanya di UIN, semasa hidupnya Taufiq Ahmad Dardiri juga mengajar sebagai dosen tamu di sejumlah perguruan negeri tinggi maupun swasta.

Anak ketiga dari 13 bersaudara ini juga merupakan salah stau pendiri perkumpulan dosen dan pengajar bahasa Arab se-Indonesia dalam wadah Ittihad Mudarrisi Al-lughah Al-Arabiyyah (Imla). Pada Oktober lalu pun ia masih sempat hadir di acara Imla di Bandung, Jawa Barat.

Load More