Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 06 November 2019 | 11:20 WIB
Guiding block untuk difabel di jalur pedestrian Jalan Malioboro Yogyakarta. (Suara.com/Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pedagang Kaki Lima atau PK di ruas pedestarian Jalan Malioboro, Yogyakarta membantah menjadi penyebab rusaknya guiding block untuk difabel. Menurut mereka masih ada beberapa faktor lain yang menyebabkan alat bantu tersebut lepas dan rusak.

Sebelumnya, Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta mendapati 131 guiding block rusak di kawasan Pasar Sore, Malioboro, Kota Yogyakarta. Hal itu diduga karena gerobak-gerobak PKL yang menjadi penyebab saat melintasi pedestarian.

Raharjo seorang pedagang yang tergabung dalam kelompok Papela, di kawasan pasar Beringharjo mengatakan, pejalan kaki yang melintas di sepanjang Malioboro juga menjadi salah satu faktor penyebab guiding block rusak.

"Itu (guding block) rusak bukan sepenuhnya kesalahan kami. Sebenarnya orang yang lalu-lalang juga menjadi penyebab rusaknya alat tersebut," ujar Raharjo saat ditemui di Malioboro, Rabu (6/10/2019).

Selain itu pihaknya menilai kerusakan yang terjadi di Malioboro juga disebabkan saat kerja bakti Selasa Wage di mana tiap 35 hari sekali para PKL menggelar bersih-bersih di kawasan Malioboro.

Baca Juga: Guiding Blocks Rusak, UPT Malioboro: Tolong Dijaga Bersama Hak Difabel

"Selain orang melintas, saat kami bersih-bersih tempat jualan kami juga bisa lepas. Karena kami juga menyikat alat ini. Pada saat membersihkan dengan air alat itu malah rusak. Itu juga kadang terjadi pada Selasa Wage ketika pedagang kerja bakti," kata dia.

Raharjo tak menyangkal jika gerobak miliknya memang melindas beberapa guiding block saat menata lapak di kawasan Pasar Beringharjo. Ia juga menyebut alat bantu berupa alumunium itu hanya dilekatkan ke lantai pedestarian. Bukan dipermanenkan dengan baut atau paku.

"Lha ini kan cuma ditempel, jadi hanya dilekatkan ke lantai trotoar. Jadi wajar jika orang melintas atau gerobak kami saat lewat membuat alatnya lepas," katanya lagi.

Menurut pria 48 tahun ini, jika gerobak milik seluruh pedagang kelompok Papela disimpan di gudang Pasar Beringharjo sisi timur setelah berjualan. Namun tak semua gerobak melintasi trotoar yang terdapat guiding block.

"Jadi tidak sepenuhnya benar jika gerobak kami yang menjadi penyebabnya (merusak guiding block). Karena saat membawa gerobak ke gudang penyimpanan, kami jarang melintasi trotoar yang terdapat akses difabel. Kami berusaha untuk tidak sampai menyentuh alat ini," katanya lagi.

Baca Juga: Malioboro Bebas Kendaraan Akhir Pekan, Jalan Sekitarnya Dibuat Satu Arah

Disinggung soal ban gerobak pedagang yang tidak dilapisi karet, Raharjo memastikan kelompok pedagangnya sudah berusaha menggunakan alas karet di tiap roda gerobaknya. Jika benar roda logam menjadi penyebab guiding block rusak itu bukan dari kelompok pedagang Papela.

Load More