SuaraJogja.id - Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, hingga 31 Oktober lalu belum semua wilayah di Indonesia positif memasuki musim hujan.
Berdasarkan pantauan BMKG, baru 34 persen yang sudah positif memasuki musim hujan, sedangkan 36 persen wilayah yang lain masih terdampak kemarau.
"Potensi curah hujan sangat rendah masih terdapat di Padang bagian barat, Bengkulu bagian barat, Lampung, pesisir selatan Banten, sebagian P Madura, Bali, NTB, NTT, Sulsel bagian selatan, Sultra bagian selatan, dan Maluku bagian selatan," ungkap BMKG, melalui akun resmi Instagram @InfoHumasBMKG, Kamis (7/11/2019).
Melalui cuitan tersebut, BMKG juga membagikan daftar 10 wilayah yang masih mengalami kekeringan yang panjang.
Dari 10 wilayah tersebut, tiga di antaranya merupakan kabupaten di DI Yogyakarta: Gunungkidul di urutan keenam, Kulon Progo ketujuh, dan Bantul kesembilan.
Berdasarkan rentang waktunya, Gunungkidul menjadi kabupaten yang mengalami kekeringan terpanjang di DIY, yaitu selama 197 hari.
Sementara itu, Kulon Progo membuntuti di bawahnya dengan rentang waktu kekeringan selama 197 hari, dan Bantul 196 hari.
Selain DIY, beberapa wilayah yang tercantum dalam daftar tersbeut berada di NTT, Bali, NTB, dan Jawa Timur. Berikut daftar lengkapnya:
1. Sumba Timur, NTT (229 hari)
2. Lembata, NTT (218 hari)
3. Buleleng, Bali (206 hari)
4. Sumbawa Barat, NTB (200 hari)
5. Sampang, Jawa Timur (199 hari)
6. Gunung Kidul, DIY (197 hari)
7. Kulon Progo, DIY (197 hari)
8. Belu, NTT (197 hari)
9. Bantul, DIY (196 hari)
10. Flores Timur, NTT (196 hari)
Baca Juga: Kemarau Panjang, 15 Kecamatan di Gunungkidul Terdampak Kekeringan
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul telah menyatakan, ada 15 kecamatan yang terdampak kekeringan di tahun ini.
"Akhir Juni lalu, kami sudah menyuplai air ke sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul. Terdapat 15 kecamatan di Gunungkidul yang mengalami kekeringan akibat kemarau ini. Jadi solusi paling cepat dengan dropping air," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul Sapto Wibowo saat ditemui di kantornya pada Selasa (5/10/2019).
Sapto menilai, musim kemarau tahun ini cukup parah, sampai-sampai kecamatan yang sebelumnya tidak pernah meminta pasokan air saat kemarau, tahun ini mengajukan permintaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik