SuaraJogja.id - Aksi klitih yang terjadi di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, memunculkan fakta yang mengelus dada. Ayah korban, Yulianto, hanya bekerja sebagai tukang ojek daring untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Kini ia pun harus merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya perawatan yang mencapai Rp9 juta lebih, setelah Bagus Rifki, putranya, yang merupakan siswa SMAN 1 Tempel, menjadi korban kejahatan klitih pada Selasa (5/11/2019) sekitar pukul 16.30 WIB.
"Biaya sementara untuk operasi Rp9 juta. Itu belum ditambahkan dengan biaya rawat inap dan obatnya. Saya masih memikirkan caranya untuk melunasi biaya sebesar itu. Sehari-hari saya hanya ngojek (ojek online)," katanya saat ditemui SuaraJogja.id, Jumat (8/11/2019).
Yulianto mengaku, selama menjadi driver ojek daring, ia hanya bisa meraup Rp100 per hari dari 18 kali order. Itu pun jika ramai penumpang.
Baca Juga: Polisi Akui Sleman Rawan Klitih, Kejadiannya Berkala
"Jadi setidaknya saya harus mendapat 18 kali order (penumpang), sehingga bisa mendapat 20 poin. Satu order dihargai Rp8 ribu. Jadi dapat Rp120 ribu sehari, nah Rp20 ribu ini untuk bensin dan makan. Jadi sehari-hari hanya Rp100 ribu pendapatan bersihnya. Jika untuk melunasi biaya itu (rumah sakit) saya kesulitan," tutur Yulianto.
Dia mengaku, sehari-hari pekerjaan tersebut ia lakoni selama 12 jam, dari pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB. Namun, belakangan ini, kata dia, sedang sepi penumpang.
"Hari ini sepi terus, saya juga bingung harus mencari tambahan biaya dari mana. Saya hanya pasrah ini," keluhnya.
Hingga kini Yulianto hanya bisa mencoba bertahan dengan keadaan. Ia berharap anaknya segera pulih dan kembali ke rumahnya di Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang supaya bisa fokus kembali mencari nafkah dan pelunasan biaya rumah sakit.
Bagus sendiri kini sudah dalam kondisi yang lebih baik. Operasi tengkorak sisi kanan juga berhasil dilakukan dokter, dan saat ini Bagus masih menginap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Baca Juga: Yogyakarta Diteror Begal Klitih, Polisi Tangkap Anak Sekolah
Sementara itu, menanggapi aksi klitih yang belakangan kembali marak terjadi, Polres Sleman tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Melalui Polsek Tempel, sejumlah saksi mata telah diperiksa sebagai upaya kepolisian mencari si pelaku klitih.
Berita Terkait
-
Geger di Sleman! Pria 29 Tahun Ini Cabuli Puluhan Anak, Termasuk Balita
-
DAK Kemenparekraf Rp 2,5 M untuk Plaza Pengunjung Gardu Pandang Kaliurang
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Seminar Pencegahan Stunting
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Berpartisipasi di MJE 2023
-
Waduh, Korban Pembacokan di Titik Nol Yogyakarta Malah Dilaporkan Balik Tersangka ke Polisi!
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
Lihat Jaksa di Sidang Tom Lembong Cengar-cengir, Publik Malah Kesal: Nasib Orang Dianggap Bercandaan!
-
GERKATIN: Ruang Berkarya bagi Teman Tuli
-
5 Asteroid Paling Berbahaya Bagi Bumi, Paling Diwaspadai NASA
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
Terkini
-
Bawaslu Sleman Dalami Laporan Politik Uang di Seyegan, 3 Orang Dilaporkan
-
Pemkab Bantul Siapkan Data Anak Sekolah untuk Program Makan Bergizi
-
Ibunda Mary Jane Sambut Hangat Kabar Anaknya Segera Pulang
-
Mahasiswa UNY Berhasil Sulap Limbah Sampah Jadi Suplemen Tanaman
-
DMFI Bareng Shaggydog Serukan Larangan Peredaran Daging Anjing, Pemda DIY Siapkan Perda