SuaraJogja.id - Sejumlah warga Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman mengaku tak yakin dengan peningkatan ekonomi desa setelah tol trase Jogja-Solo dibangun. Mereka mengaku mendukung, tetapi ingin pemerintah tetap harus memikirkan nasib warga.
Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menyetujui pembangunan tol Yogyakarta-Bawen dan Yogyakarta-Solo. Rencana pembangunan telah dibahas bersama Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Atas rencana tersebut, Kabupaten Sleman menjadi wilayah yang paling banyak terkena dampak pembangunan jalan bebas hambatan, salah satunya Kecamatan Kalasan.
Berbagai respons warga pun bermunculan. Tak sedikit yang mendukung namun sejumlah warga lainnya tak yakin jika pembangunan tol sendiri memberi dampak pada warga sekitar.
Baca Juga: Penyuap Bupati Kudus M Tamzil Dituntut Hukuman 3 Tahun Penjara
"Hingga saat ini memang belum ada sosialisasi (dari pihak kelurahan). Tapi jika untuk mendukung tidaknya proyek itu kami pikir bisa menjadi posiitif. Karena kan dibangun untuk kepentingan banyak orang," kata Suyono (36) pada SuaraJogja.id, Rabu (20/11/2019).
Menurut warga yang tinggal di Desa Duri, Kelurahan Tirtomartani ini, belum ada kepastian wilayah mana saja yang bakal dilewati pembangunan tol Yogyakarta-Solo.
"Rumornya memang kelurahan dan kampung ini dilewati tol. Tapi lokasi tepatnya tidak jelas. Dari perangkat desa juga belum ada sosialisasi yang dilakukan," jelas dia.
Berbeda dengan Suyono, warga RT/RW 02/20 kampung setempat, Juminten (50), tak yakin dengan dampak positif pembangunan jalan bebas hambatan itu. Pasalnya, jika benar tol dibangun, tak semua orang akan mendapat manfaatnya.
"Jika melihat dari tujuan dibangun tol kan salah satunya meningkatkan perekonomian. Tapi perekonomian ini sendiri untuk orang-orang yang punya kendaraan dan bisnis besar. Jika warga Tirtomartani, saya tak yakin ekonomi di kampung kami ikut meningkat," jelasnya.
Baca Juga: Rekrut ABG jadi PSK, Mucikari Pijat Plus-plus Gunung Sindur Dicokok Polisi
Juminten, yang juga memiliki toko kelontong, mengaku, pendapatan di kampungnya stagnan. Per hari dia bisa meraup Rp300-400 ribu. Namun dia tak bisa memastikan, adanya tol, yang isunya akan melewati Tirtomartani, akan memberi perubahan yang lebih baik.
Berita Terkait
-
Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Exit Tol Bawen, 3 Orang Tewas
-
Pembebasan Lahan Capai 81%, Pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen Masuk Seksi 1
-
PT PP Presisi Kebut Pembangunan Tol Cijago Seksi III Sesuai Target
-
Diduga Uang Ganti Tanah yang Dibangun Tol Tak Kunjung Dibayar, Warga Terdampak Lakukan Aksi Protes
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Rayakan 270 Tahun Berdirinya DIY, Ratusan Sekolah di Jogja Nabuh Gamelan Serempak
-
Luas Masa Tanam Kedua Turun Drastis, Dinas Pertanian Gunungkidul Sebut Karena Persoalan Air
-
Apresiasi Pemberian Bonus Hari Raya ke Ojol dan Kurir Online, Pakar UGM Soroti Soal Pengawasan Regulasi
-
Polisi Temukan Terduga Pelaku Pembakaran Gerbong KA di Stasiun Yogyakarta, Ini Motifnya
-
Terungkap! Satpam Salah Satu SMA di Sleman Terlibat Jaringan Penyuplai Senpi ke KKB