SuaraJogja.id - Fakta baru tersingkap dari peristiwa klitih yang terjadi di Jalan Kenari, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Keluarga korban mengaku tak memiliki firasat buruk meski sering melintasi kawasan tersebut.
Anak korban, Rizal (37), mengaku sudah biasa melintasi kawasan di utara GOR Amongraga. Meski demikian, pihaknya tak pernah memiliki firasat buruk hingga akhirnya mendapat insiden tersebut.
"Saya sudah biasa melintasi lokasi itu [Jalan Kenari] karena jalur itu paling dekat untuk sampai ke rumah di Banguntapan, Bantul. Saat insiden terjadi tidak ada firasat buruk apa pun. Namun kejadian ini memaksa saya untuk lebih waspada," terang Rizal pada SuaraJogja.id, Selasa (26/11/2019).
Rizal menerangkan, saat kejadian, pihaknya baru menyelesaikan kegiatan di Universitas Gadjah Mada (UGM). Hal itu biasa dia lakukan hingga pulang larut malam bersama keluarga.
"Jadi kami biasa melakukan kegiatan di UGM, acaranya juga selesai setiap tengah malam. Selama ini aman-aman saja saat melintasi GOR Amongraga. Hanya saja kejadian kemarin sedikit beda hingga keluarga kami jadi korban," tambahnya.
Kejadian tersebut, kata Riza,l terjadi tepat di dekat billboard Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Mobil yang ia kendarai datang dari arah barat menuju timur dan seketika mendapat lemparan batu hingga kaca belakang mobil pecah.
"Kami datang dari Mandala Krida dan menuju Balaikota Yogyakarta. Awalnya memang ada orang yang menabrakkan spion kiri. Namun tiba-tiba ada suara kaca pecah dan ibu saya sudah mengerang kesakitan," katanya.
Rizal mengungkapkan, saat kejadian, pelaku diduga membawa senjata. Dugaan itu makin kuat dengan adanya kerusakan lain mobil, yang tak hanya pecah kaca, melainkan juga banyak lecet di pintu kanan.
"Beberapa bagian mobil saya banyak lecet. Bisa jadi pelaku ini membawa senjata. Tapi apakah senjata tajam atau tidak, saya kurang paham. Kami bersyukur tidak ada penyerangan kedua kali setelah pelaku memecahkan kaca mobil saya," ungkap dia.
Baca Juga: Egy Ditarik Keluar Karena Sakit Dada, Indra Sjafri: Saya Menyelamatkan Dia
Sebelumnya, publik kembali digegerkan aksi penganiayaan tanpa motif, atau klitih, yang kerap terjadi di DIY. Seorang warga kelurahan Priggolayan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Maghdumbi (71), menjadi korban keberingasan para pelaku yang rata-rata seumuran pelajar, Senin (25/11/2019).
Hingga kini kondisi korban masih sangat lemah. Dua jahitan di kepala belakang bagian kiri Maghdumbi masih membuatnya pusing ketika duduk ataupun berbaring. Ia juga harus melakukan kontrolse tiap tiga kali sehari ke Rumah Sakit Panti Rapih.
Catatan Redaksi: Kami mengganti foto artikel ini pada hari Kamis (28/11/2019) sekitar pukul 09.41 WIB, setelah mendapat protes dari keluarga korban. Kami menyadari penayangan foto korban dalam kasus ini bisa membahayakan, dan mengganggu kenyamanan keluarganya. Dengan ini kami meminta maaf kepada keluarga korban.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Siapkan Berbagai Promo Spesial Sambut Tahun Baru 2026
-
BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR kepada 3,2 juta Debitur UMKM
-
Wajib Izin! Nasib Juru Parkir Pasar Godean di Ujung Tanduk, Apa Untungnya?
-
Beyond ATM: Cara BRI Proteksi Uang Anda di Era Perbankan Digital
-
Kritik Tajam MPBI DIY: Pemerintah Disebut Pakai Rumus Upah yang Bikin Buruh Gagal Hidup Layak