SuaraJogja.id - “Masa kejayaaan Djaka Lodang terjadi saat zaman judi buntut atau togel di awal 1990-an. Saat itu, banyak orang yang meramalkan bacaan demi peruntungan hingga oplah mencapai 20 ribu per minggu”
SEORANG pria setengah baya berjalan mendekatiku dari arah lorong rumah yang berada di Jalan Patehan Nomor 29 Kota Yogyakarta saat kusambangi pada Rabu (14/8/2019) pagi. Kala itu, waktu masih menunjukan sekira pukul 10.30 WIB, saat tangannya yang mulai keriput menjabat tanganku.
Sementara di sisi depan rumah, dua perempuan nampak tersenyum kepadaku. Sejurus kemudian, langkah kakiku terarah ke satu tempat di sudut rumah yang disebut sebagai ruang kerja Abdullah Purwodarsono, pendiri majalah berbahasa Jawa, Djaka Lodang.
Pintu ruangan tersebut pun diketuk pria yang menyambutku di pagi itu. Sesaat setelah mengetuk pintu dan memasuki ruangan, terlihat pria tua berkacamata memakai baju batik dan peci sedang duduk di atas kursi kayu.
Melihat kedatanganku, pria yang berusia lebih dari setengah abad itu langsung melipat surat kabar yang sedang dibaca dan meletakkannya di atas meja kayu di hadapannya. Ia nampak nyaman di dalam ruang berukuran 2,5 x 2,5 meter berdinding putih yang sesak dengan tumpukan buku, kertas dan beberapa kursi kayu kosong menghadap ke mejanya.
Hampir setiap hari, mulai Senin hingga Jumat, Abdullah menghabiskan waktu di sana untuk membaca dan mengoreksi tulisan redaksi yang dicetak di lembaran kertas berbekal bolpoin bertinta merah sebelum dimuat dan diterbitkan tiap Sabtu.
“Semua tulisan saya koreksi baik dari redaksi atau kontributor, jadi tidak sempat nulis seperti dulu. Tulisan ini boleh dimuat kalau sudah saya beri tanda,” ungkap Abdullah sembari tersenyum kepadaku.
Pria berusia 89 tahun itu cukup dikenal sebagai perawat bahasa Jawa yang dilestarikannya melalui bacaan Djaka Lodang. Berdiri resmi sejak sejak 1 Juni 1971, Djaka Lodang 'terpaksa' didirikan, lantaran Abdullah didesak oleh teman-temannya untuk mendirikan perusahaan sendiri setelah dianggap ingin mengusai perusahaan sebelumnya.
Sosok pensiunan guru yang sempat mengajar di SMA Negeri 2 Yogyakarta itu mengaku gelisah dengan pekerjaannya dan ingin mencari pengalaman baru. Langkah itu pun dimulainya pada awal 1970-an.
Baca Juga: DIY Usul Materi Bahasa Jawa untuk Seleksi CPNS dan Kenaikan Pangkat
“Saya merasa kecil saat bertemu Pak Lurah karena saya hanya seorang guru. Guru kan sering didoakan muridnya sakit biar enggak ngajar. Ya tho?” celotehnya.
Setelah itu, ia rajin mengirim tulisan ke kantor majalah Kembang Brayan, satu majalah berbahasa Jawa di Yogyakarta. Berkat tulisannya itu, ia diterima bekerja dan berhasil meningkatkan oplah menjadi 3.000 eksemplar selama tiga bulan berturut-turut.
Namun, kejayaan Kembang Brayan tak bertahan lama. Lantaran mendadak, Kembang Brayan bangkrut setelah uang perusahaan habis digunakan untuk kepentingan pribadi pemiliknya.
Diminta Mendirikan Perusahaan
Terdengar pintu ruang Abdullah menutup seperti ada orang yang membukanya tapi nyatanya hanya tiupan angin.
“Teman-teman minta saya mendirikan perusahaan sendiri, lah modalnya dari mana orang saya cuma pegawai negeri,” Abdullah melanjutkan obrolan sembari mengenang kegelisahannya dahulu.
Berita Terkait
-
Pesonanya Menggoda, Inilah 3 Wanita Rusia Terseksi Versi Majalah Maxim
-
Gara-gara Investigasi Masalah Gula, Majalah Tempo Digugat Mentan
-
Cover 'Pinokio' Majalah Tempo, Ferdinand: Relawan Jokowi Seperti Anak Kecil
-
31 Tahun Terbit sebagai Majalah, Marie Claire Inggris Hentikan Edisi Cetak
-
Kabar UGM Sensor Majalah Balairung, Rektorat Sebut Hanya Masalah Komunikasi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik