SuaraJogja.id - Sejumlah karyawan PT Mataram Tunggal Garment (MTG) mengaku was-was ketika menerima makan siang dari katering yang dipasok perusahaan tersebut. Trauma dengan peristiwa tersebut, beberapa karyawan memilih tak mengonsumsi makan siang yang disiapkan pihak perusahaan.
"Hari kedua setelah kejadian kemarin (Kamis-red) jadinya was-was (mengambil makan siang yang disiapkan katering). Jadi lebih pilih makan di luar daripada mengambil katering yang disiapkan," terang salah seorang karyawan PT MTG, Retno (29) pada SuaraJogja.id, Jumat (6/12/2019).
Retno mengungkapkan dirinya tidak mengalami keracunan karena memang tidak suka dengan lauk yang dihidangkan sebelumnya. Ia juga sempat curiga dengan kondisi lauk yang sebelumnya disiapkan katering.
"Lauk kemarin itu kan ada tongkol, ayam, dan lele. Kebetulan saya dapat tongkol, karena tidak suka, saya tidak makan. Selain itu, ketika melihat bentuk ikannya saja sudah curiga, beberapa rekan juga memberitahu lauk ikan tongkolnya basi," katanya.
Baca Juga: Ratusan Karyawan PT MTG Keracunan, Dinkes: Tak Hanya Sekali Ini Terjadi
Wanita yang telah bekerja selama empat tahun ini mengaku meski was-was, beberapa karyawan lain tetap mengambil makan siang yang disiapkan.
"Tadi ada beberapa karyawan yang mengambil makan siang itu. Kalau saya memilih beli di luar," katanya.
Berbeda dengan Retno, seorang karyawan lain, Marwati (40) mengaku tetap mengambil hidangan makan siang yang disiapkan pabrik tempat kerjanya.
"Kebetulan saya tidak keracunan, karena lauk yang saya makan itu ikan lele. Jadi hari ini tetap berani mengonsumsi. Karena lauknya hanya telur, tahu dan sayur lodeh. Rasanya juga masih baik, tidak ada bau dan rasa basi," jelasnya.
Dari pantauan SuaraJogja.id, sejak pukul 11.30 WIB, ratusan karyawan PT MTG keluar pabrik untuk beristirahat makan siang. Ratusan karyawan tersebut memenuhi warung makan yang ada di sekitar pabrik. Tak sedikit para karyawan yang membawa bungkusan untuk makan siang.
Baca Juga: Soal Ratusan Karyawan Keracunan di Sleman, Dinkes Tetapkan Jadi KLB Program
Hingga kini peristiwa yang masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) Program tersebut masih diinvestigasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman. Sejumlah sampel telah diuji di laboratorium untuk mendapatkan hasilnya.
Dinkes belum memastikan makanan apa yang menyebabkan ratusan karyawan Garmen tersebut keracunan.
"Kami belum bisa memastikan apa penyebab mereka keracunan. Sampel masih kami uji, tapi satu pekan ke depan baru keluar hasilnya," kata Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo.
Berita Terkait
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
-
Tantangan Terbuka Hokky Caraka untuk Wataru Endo: Saya Ingin Tahu!
-
Pecah Telur di Kandang Persis Solo, Danilo Alves Berharap Terbukanya Pesta Gol
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Menangi Derby Jateng, Persis Solo Semakin Merana
Terpopuler
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Sororti Penyerapan Susu Peternak Lokal, Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan
-
Viral Kegaduh di Condongcatur Sleman, Ternyata Pesta Miras Berujung Keributan
-
Solusi Kerja dan Kreativitas: Janji Harda-Danang Gaet Suara Pemuda Sleman
-
Keluhan Bertahun-tahun Tak Digubris, Pedagang Pantai Kukup Gunungkidul Sengsara Akibat Parkir
-
Dukung Partisipasi Masyarakat, Layanan Rekam KTP Kota Jogja Tetap Buka saat Pilkada 2024