SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menyebut keracunan massal yang menimpa ratusan karyawan PT Mataram Tunggal Garment (MTG) tak hanya sekali terjadi. Setidaknya, kejadian serupa telah terjadi tiga kali.
"Kejadiannya (keracunan makanan massal) memang tidak hanya sekali terjadi di sana (PT MTG). Mungkin tiga sampai empat kali terjadi," ungkap Kepala Dinkes Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo saat dihubungi wartawan pada Jumat (6/12/2019).
Meski demikian, Joko tak bisa membeberkan secara jelas waktu peristiwa sebelumnya terjadi.
"Untuk waktunya memang cukup lama. Kami masih menangani kejadian yang hari ini terjadi," terang Joko.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Sleman Novita Krisnaini menjelaskan, kejadian tersebut memang sudah terjadi tiga kali di pabrik tersebut.
"Kejadian ini kan sudah ketiga ya, dua kejadian sebelumnya kami sudah memberi masukan banyak (ke PT MTG) untuk pembelian kateringnya," ungkap Novita.
Ia menambahkan, katering harus memiki Sertifikat Produksi Pangan-Industri Rumah Tangga (SPP-IRT). Sertifikat tersebut untuk memastikan makanan yang diproduksi dalam kondisi baik, karena dalam proses mendapatkan sertifikat tersebut, pihak katering mendapat penyuluhan bagaimana mengelola makanan dan pemilihan bahan baku makanan.
"Surat izin itu harus ada, jadi dengan izin tersebut mereka telah mendapat penyuluhan bagaimana mengelola makanan, lalu pemilihan bahan makanan serta penyimpanan makanannya," terang Novita.
Untuk diketahui, sebanyak 105 karyawan PT MTG di Dusun Balong, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman mengalami keracunan pada Rabu (6/12/2019).
Baca Juga: Soal Ratusan Karyawan Keracunan di Sleman, Dinkes Tetapkan Jadi KLB Program
Keracunan tersebut diduga karena karyawan menyantap makan siang dengan lauk yang disediakan pihak katering. Ratusan karyawan dilarikan ke RS Panti Nugroho, Sleman untuk mendapat pertolongan pertama.
Saat ini, Dinkes Sleman masih melakukan investigasi ke sejumlah katering yang menyuplai konsumsi karyawan PT MTG. Selain itu, dinkes juga sudah melakukan pengujian sampel di laboratorium. Hasilnya diprediksi bakal muncul setelah satu pekan ke depan.
Berita Terkait
-
Soal Ratusan Karyawan Keracunan di Sleman, Dinkes Tetapkan Jadi KLB Program
-
Keracunan, Karyawan di Sleman Rasakan Hal Aneh Ini Saat Makan Siang
-
Ratusan Karyawan Garmen di Sleman Keracunan, Diduga karena Ikan Tongkol
-
Tim Desa Bokoharjo Kunci Nama-Nama Pemilik Tanah Terdampak Tol Jogja-Solo
-
Diserang Makhluk Misterius, Domba Hamil di Sleman Mati dan Resahkan Warga
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
-
443 Juta Transaksi: Bukti Peran Strategis AgenBRILink untuk BRI
-
Jebakan Maut di Flyover, Pengendara Motor Jadi Korban Senar Layangan! Polisi: Ini Ancaman Berbahaya
-
Gula Diabetasol, Gula Rendah Kalori
-
Angka Kecelakaan di Jogja Turun, Polisi Bongkar 'Dosa' Utama Pengendara yang Bikin Celaka