Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 09 Desember 2019 | 14:22 WIB
Kepala DLH Sleman Dwi Anta kala ditemui, Senin (9/12/2019), usai berkoordinasi dengan BPBD pasca-bencana angin kencang dan hujan deras pada Minggu (8/12/2019). - (Suara.com/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Setelah terjadi hujan lebat disertai angin kencang hingga banyak pohon tumbang di DIY, Minggu (8/12/2019), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman melakukan pemetaan kawasan yang memiliki banyak pohon rawan tumbang.

Kepala DLH Sleman Dwi Anta mengatakan, hingga kini jajarannya masih belum mengetahui peta wilayah Sleman yang terdapat pohon rawan tumbang.

"Kami minta koordinasi dengan BPBD Sleman, khususnya Kedaruratan [Seksi Kedaruratan]. Karena, sebetulnya yang punya pohon itu DLH, tugas BPBD itu menyingkirkan akses yang tertutup pohon tumbang agar lancar. DLH lalu menindaklanjuti dengan evakuasi pohon," tuturnya, dijumpai di kantor DLH Sleman, Senin (9/12/2019).

Koordinasi itu penting dilakukan, karena menurutnya, awal musim hujan di Sleman kerap dibarengi dengan angin kencang. Sejumlah wilayah bahkan ditengarai akan mengalami bencana pohon tumbang akibat angin kencang tersebut.

Baca Juga: Peringati Hari Antikorupsi, PMII Bantul Unjuk Rasa di Depan Gedung DPRD

Ia menambahkan, jarak antar-tanaman juga memengaruhi kekuatan pohon dalam menghadapi angin kencang. Jarak pendek antar-pohon, misalnya seperti di taman kota, diperkirakan lebih kuat menahan tiupan angin kencang. Berbeda dengan pohon-pohon yang ada di pinggir jalan, yang jaraknya lebar dan lebih rentan patah serta rusak saat ditiup angin.

"Kami juga fokus mengamati dan mewaspadai pohon-pohon di wilayah yang dalam peta BPBD merupakan kawasan rawan puting beliung," ungkapnya.

Ditanyai mengenai sosialisasi ke masyarakat soal pohon rawan tumbang, Dwi menyebut bahwa sebetulnya masyarakat sudah memiliki kesadaran tinggi untuk memangkas pohon yang ada di sekitar kediaman mereka, yang sekiranya rawan tumbang atau patah.

"Bahkan mereka kami persilakan memangkas tanaman milik kami [pemerintah], sekira sudah sampai mengganggu pekarangan atau atap rumah mereka. Asalkan tidak memotong dari bawah [menebang]," ujarnya.

Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau DLH Sleman Junaidi menyebutkan, pepohonan rawan tumbang di Sleman mencapai sekitar 100 batang. Kondisinya sudah kering dan sukar diobati, sehingga jalan satu-satunya adalah menebangnya.

Baca Juga: Pengendara Lamborghini yang Keluarkan Asap di Surabaya, Enggan Tunjukan KTP

"Kami berupaya mencegah pohon tumbang dengan pemangkasan rutin tapi tenaga kami tak sebanding untuk menangani jumlah pohon dan luas wilayah," ucapnya.

Load More