SuaraJogja.id - Gereja St.Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY dapat pelajaran berharga sejak terjadi penyerangan pada misa Natal 25 Desember 2018.
Anggota Pamja, Albertus M Budijono, menjelaskan, suasana dan atmosfer berbeda ia rasakan di gereja Lidwina, yang awalnya 'hanya' menjadi tempat ibadah warga kampung setempat.
"Jauh lebih meriah, bahkan misa malam Natal (Selasa, 25/12/2019) dihadiri jemaat yang membeludak. Banyak pendatang," kata Budi, yang merupakan salah satu korban penyerangan di gereja itu, setahun silam, kala ditemui SuaraJogja.id, Rabu (25/12/2019) pagi.
Banyak perubahan terjadi pascaperistiwa berdarah, yang juga mengakibatkan rusaknya patung Bunda Maria di gereja itu. Gereja yang sejak awal konsepnya merakyat, tambah terbuka merangkul kebersamaan. Bahkan ia mengakui kesatuan antar jemaat semakin kuat.
"Kala itu [setahun lalu] kami mengakui kami lengah. Setelah itu kami memperketat pengamanan, termasuk bersama kepolisian, koramil. Sejak itu kami punya Pamja, satuan Pengamanan Gereja, anggotanya puluhan," tuturnya.
Lelaki berkacamata itu sempat memperlihatkan bekas luka di leher kanan dan kepalanya, kepada SuaraJogja.id. Bekas luka akibat serangan orang tak dikenal di Lidwina setahun silam itu, memang sudah sembuh tapi tetap saja meninggalkan bekas.
Ia dengan yakin menyatakan bahwa penyerangan itu tak menyisakan apapun baginya, maupun bagi jemaat lain. Termasuk pada misa Natal kali ini. Terlebih jemaat telah menerima trauma healing dari tim sejumlah perguruan tinggi.
Dalam pandangannya, kalau terorisme itu tujuannya menakuti umat Katolik, sebenarnya salah.
"Iman kami kepada Tuhan, hidup kami, kami pasrahkan pada Tuhan. Keyakinan kami bahwa Tuhan itu ada, semakin kuat," ungkapnya.
Baca Juga: PKS Bocorkan Sosok Muslimatun Jadi Salah Satu Jagoannya di Pilkada Sleman
Budi lantas dengan mantap memberi contoh mukjizat Tuhan yang hadir betul dalam hidupnya.
"Luka saya yang paling parah itu sebetulnya yang di leher ini, karena hampir mengenai syaraf di tulang belakang. Di kepala juga tengkorak sampai kelihatan. Tapi ternyata itu tak berpengaruh banyak pada saya, hanya dua hari dirawat di rumah sakit, lalu pulang," terangnya.
Budi berharap, pada Natal kali ini semua merasakan damai, Indonesia bisa semakin rukun dalam kehidupan beragama. Jadi bisa saling bertoleransi apapun keyakinannya.
Koordinator Pengamanan Gereja St Lidwina, Suyudi mengungkapkan, ada yang sedikit berbeda dengan konsep pengamanan di gereja St Lidwina saat misa Natal tahun ini. Mulai dari jumlah personel yang lebih banyak, koordinasi dengan berbagai pihak terkait juga dilakukan sejak jauh hari.
"Di tiap pintu gereja ada personel pengamanan berjaga. Ada dua orang, pintu lainnya menyesuaikan kondisi," kata dia.
Selain itu, kewaspadaan tinggi juga diterapkan oleh tim. Orang yang masuk dan patut dicurigai akan diperiksa.
Berita Terkait
-
Pernah Diserang Pria Bersajam, Begini Cerita Umat St Lidwina Jelang Natal
-
Dibacok saat Misa Gereja St Lidwina, Romo Prier: Maafkan Suliyono
-
Penyerang Gereja St Lidwina: Saya Mencari Rida Tuhan
-
Malam-Malam, Penyerang Gereja St Lidwina Diangkut Densus 88
-
Polisi: Suliyono Penyerang Gereja St Lidwina adalah 'Lone Wolf'
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
-
Onitsuka Tiger Buatan Jepang vs Indonesia: Apa Sih Bedanya? Ini Ulasannya
-
Fenomena Rohana dan Rojali Sampai Kuping Bos OJK
-
PSSI-nya Wales Raup Untung Rp648 Miliar Meski Prestasi Timnas Berantakan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
Terkini
-
Siap-Siap! Akses ke Pantai Selatan Bantul Berubah Total: Pemindahan TPR, Titik Baru, Hingga TPR Darurat
-
Viral! Karcis Parkir 'Malioboro Rp50.000' Bikin Heboh, 2 Orang Diamankan Polisi
-
DIY Genjot Koperasi: Mampukah Yogyakarta Atasi Tantangan Pengurus 'Gaptek' Sebelum 2025?
-
Tol Jogja-Solo Seksi 2: Sudah 63 Persen Tapi Kok Mandek? Ternyata Gara-Gara Ini...
-
PSS dan PSBS Oke, PSIM? Pemkab Sleman Buka-bukaan Soal Nasib Stadion Maguwoharjo