SuaraJogja.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY meminta masyarakat tidak mengaitkan fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) hari ini, dengan hal buruk, hanya karena berbarengan dengan peringatan terjadinya tsunami Aceh 26 Desember 2004 silam.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG DIY, Agus Riyanto menjelaskan, hari ini ada tiga agenda penting yang dimiliki BMKG berkaitan dengan tiga peristiwa alam. Yaitu gerhana matahari cincin (GMC); monitoring tes bunyi sirine tsunami yang dimiliki BMKG di Pantai Glagah, Kulonprogo dan Parangtritis, Bantul; pengamatan hilal awal bulan baru Komariyah.
Agus mengungkapkan, tes bunyi sirine tsunami sebetulnya merupakan agenda bulanan. Hanya saja pada hari ini agenda tersebut bertepatan dengan peringatan terjadinya tsunami Aceh pada tanggal yang sama.
"Ada orang yang mengaitkan, Wah ini bersamaan dengan tsunami Aceh, ada gerhana matahari juga. Ada apa nih. Padahal tidak ada hubungannya sama sekali. Itu hoaks," kata dia, dijumpai di Kantor Stasiun Geofisika BMKG, Gamping, Sleman, DIY, Kamis (26/12/2019).
Baca Juga: LIVE STREAMING: Gerhana Matahari Cincin 26 Desember di Berbagai Daerah
Hanya saja memang, sirine tsunami sengaja dibunyikan tanggal 26 tiap bulannya, agar mengingatkan semua pihak dengan bencana tsunami Aceh. Sehingga selalu waspada dengan tanda-tanda alam.
Ia mengatakan, dari laporan di lapangan, sirine di kedua pantai tadi berbunyi dan masih berfungsi dengan baik. Sirine dibunyikan diawali dengan suara announcer, yang menyatakan bahwa sirine hanya sebagai bentuk uji suara.
"Jangkauan suara sirine mencapai 3-4 Kilometer, sebetulnya bisa lebih dari itu ya, karena menyesuaikan dengan panjang garis pantai kita," ungkapnya.
Sehingga, BMKG berharap Pemda setempat bisa ikut mengupayakan mitigasi bencana.
Agus mengatakan, GMC pada hari ini terjadi pada 10.56 WIB dan mencapai puncaknya pada 12.47 WIB, berakhir pada 14.28 WIB.
Baca Juga: Serunya Anak-anak Tonton Gerhana Matahari Cincin di Surabaya
"Tapi kalau DIY, hanya bisa berkesempatan mengamati gerhana matahari sebagian," paparnya.
Berita Terkait
-
Jogja Jadi Provinsi dengan Penduduk Paling Panjang Umur di Indonesia: Apa Sebabnya?
-
4 Faktor Kerajinan Bambu Masih Eksis
-
Cara Cek Real Count Pilkada DIY, Lihat Langsung Dokumen C Hasil di 5 Link Ini!
-
Alasan Pilkada atau Pilgub Tidak Digelar di DI Yogyakarta
-
Jelang Libur Nataru, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo
Terpopuler
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- Gagal Dapat Donasi 7 Turunan dari Teh Novi, Agus Salim Ganti Minta Aji Penyiram Air Keras Nafkahi Hidupnya
- Elkan Baggott Bongkar Sifat Asli Shin Tae-yong: Dia adalah Pelatih yang...
- Thom Haye: Saya Merasa Sangat Sakit...
- Hotman Paris Beri Pandangan untuk Kisruh Donasi Agus Salim, Tegas Tidak Mendukung Pihak Ini
Pilihan
-
Peran Rafael Struick Makin Penting di Klub, Jadi Alasan Tak Dilepas ke Piala AFF 2024?
-
Netizen Soroti Beda Level Bantuan Wapres Gibran vs Ma'ruf Amin: Dulu Tak Pakai...
-
Jejak Sejarah Istana Wakil Presiden: Dulu Rumah Gubernur Jenderal Belanda?
-
Media Asing Kritik Tour Prabowo untuk Mengesankan Trump dan Xi Bertepuk Sebelah Tangan
-
Kronologi NewJeans Keluar dari ADOR, Apakah Bakal Bubar?
Terkini
-
Ikuti Plogging, Ratusan Pelajar Jogja Berlari Sembari Pungut Sampah di Kotabaru
-
Lebih dari 200 Anak di Jogja Alami Kekerasan, Pemda DIY Didesak Terapkan Kurikulum Antikekerasan
-
Prabowo Turunkan Anggaran Makan Bergizi Gratis Jadi Rp10 Ribu, Begini Komentar Titiek Soeharto
-
Sukses Antar Endah Subekti-Joko Menangi Pilkada Gunungkidul, Heri Nugroho Mundur dari Jabatan Ketua DPD Golkar
-
PPATK Ungkap Transaksi Judi Online Anak Muda di Bawah Rp100 Ribu