SuaraJogja.id - Gunung Merapi saat ini sedang mengantongi status Waspada dengan durasi terpanjang ketimbang status yang disematkan pada periode aktivitas Merapi di tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Yogyakarta, Akhmadi membenarkan kondisi tersebut. Sehingga, hal itu menjadi perhatian BTNGM, karena kondisi itu memberikan dampak ke masyarakat. Terutama terkait jalur pendakian.
"Merapi itu punya karakter tersendiri. Kita tak bisa memaksakan. Maka, kami terus kami pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat. Tapi saya kira hal itu juga sudah sangat dipahami masyarakat," tutur dia, dijumpai pada Jumat (27/12/2019).
Keunikan gunung Merapi, membuatnya seakan tak mudah ditebak. Ia melihat, seolah-olah ada siklus yang berlaku dalam aktivitas Merapi. Misalnya terhitung sejak adanya letusan besar pada 2010. Yang kemudian diperkirakan sepuluh tahun setelah itu, juga tak ada letusan besar.
Baca Juga: Kasus Narkoba di Sleman Meningkat Tajam, 17 Pemakainya Berstatus Anak SD
"Tapi kita juga tidak tahu, diamnya Merapi saat ini itu memang aman, sedang mengumpulkan energi atau bagaimana?," ucapnya.
Di tempat terpisah, juru kunci Merapi, Mas Bekel Anom Suraksosihono atau yang kerap disapa Mbah Asih, mengatakan, status waspada yang begitu panjang, yang dimiliki Merapi tak memberikan pengaruh terlalu signifikan terhadap aktivitas masyarakat. Karena mereka sudah memahami kondisi Merapi.
Berbeda halnya, ketika ada sebuah kejadian atau aktivitas tertentu dari gunung Merapi. Maka, tentu kondisi itu jelas akan berpengaruh, misalnya bila ada sedikit letusan.
"Karena masyarakat jadi tahu 'Wah ini Merapi meletus', jadi harus hati-hati, waspadanya itu ya seperti itu, harus hati-hati. Memang sudah risiko hidup di lereng gunung yang aktif. Intinya kalau terjadi sesuatu, kalau itu diperkirakan membahayakan, ya lebih baik lari atau menjauh," ungkapnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Baca Juga: Sulit Ungkap Pelaku, Kasus Molotov Gamping Masuk Prioritas Polres Sleman
Berita Terkait
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Upaya Tekan Kasus Kemiskinan, Kulon Progo Luncurkan BPNT APBD 2025
-
Prabowo Bentuk Danantara, Tokoh Kritik Jokowi Jadi Dewas: 'Tuntut Diadili, Kok Jadi Pengawas?'
-
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
-
Sita Kursi dan Meja, Satpol PP Tertibkan PKL Bandel di Kotabaru Yogyakarta
-
Tak Perlu Panik Buying jelang Ramadan, Harga Pangan di Kulon Progo Terkendali