Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 29 Desember 2019 | 11:18 WIB
[Ilustrasi] Iswanto, warga Patuk, Gunungkidul syok temukan ular kobra di dalam tasnya. (dokumentasi Iswanto).

SuaraJogja.id - Bulan Oktober hingga Januari dijelaskan komunitas pecinta satwa "Kampung Satwa" Yogyakarta sebagai musim tetas reptil, sehingga fenomena kemunculan ular di berbagai daerah belakangan ini pun mereka anggap wajar.

"Jadi fenomena kemunculan anak ular di beberapa daerah ini sebenarnya hal yang wajar," kata Sekretaris Kampung Satwa Hanif Kurniawan di Yogyakarta, Minggu (29/12/2019).

Menurut penjelasan Hanif, kemunculan ular kobra di permukiman disebabkan oleh diubahnya habitat asli kobra menjadi kawasan perumahan. Apalagi, kawasan perumahan dulunya sawah yang banyak ditumbuhi pepohonan.

"Jadi memang habitatnya di situ dan ini jadi indikator jika alamnya bagus," katanya, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Zara JKT48 Tak Bisa Bayangkan Ada di Posisi Si Doel

Hanif menyarankan warga untuk mengusir kobra yang ditemukan di area rumah menggunakan sapu.

"Sebisa mungkin jangan sampai dibunuh," katanya.

Ia pun menyebutkan, membersihkan rumah secara rutin dapat meminimalisasi masuknya ular, termasuk jenis ular kobra, ke area tempat tinggal.

"Upaya untuk menghindari masuknya ular, termasuk kobra ke rumah-rumah, dapat dilakukan dengan membersihkan area rumah secara rutin," kata dia.

Sementara itu, untuk penanganan pertama gigitan kobra, ia menyarankan agar dilakukan sesuai standar WHO, yakni dengan cara imobilisasi, atau membuat bagian tubuh yang digigit ular itu tidak bergerak.

Baca Juga: Perceraian Artis Terheboh 2019, Mulai Gading Marten Hingga Vicky Prasetyo

"Cara termudah dengan menggunakan dua bilah kayu, bambu, atau kardus, serta bahan-bahan lain yang bersifat rigid atau kaku," ujar Fanif.

Load More