Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 11 Januari 2020 | 13:45 WIB
Ilustrasi sapi. (Pixabay/Kamil Slusarczyk)

SuaraJogja.id - Sebanyak 540 warga Dusun Ngrejek Kulon dan Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul diduga terpapar antraks. Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul pun memberikan antibiotik pada ratusan warga itu.

"Semua yang berisiko terpapar antraks, kami berikan antibiotik," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati di Gunungkidul, Jumat (10/1/2020), dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, kronologi munculnya kasus antraks bermula saat Dinkes menerima informasi mengenai adanya sapi mati tidak wajar.

Kemudian, Dinkes menerjunkan 50 anggota tim "one health", yang berasal dari berbagai sektor, mulai dari dokter hingga tim dari dinas lain, dengan Dinkes sebagai leading sektor.

Baca Juga: LG Akan Perkenalkan Smartphone Layar Ganda di MWC 2020, Dukung 5G?

Setelah dilakukan penerjunan, diketahui ada 41 orang yang melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang mati secara mendadak. Sampel darah dan serum mereka pun langsung dikirim ke BBVET Wates dan Bogor.

"Namun hingga kini belum diterima hasil pemeriksaannya, termasuk warga yang meninggal. Kalau di Bogor itu sangat teliti mereka, jadi ya lama belum bisa kita pastikan kapan hasilnya keluar," kata Irawati.

Dia mengungkapkan bahwa pihaknya juga melakukan surveilans selama 120 hari ke depan untuk memantau perkembangan di Kecamatan Ponjongitu.

Sebab, untuk masa inkubasi bakteri antraks sendiri diperkirakan berlangsung selama satu sampai 60 hari.

"Kami juga melakukan pemantauan sebanyak dua kali 60 hari ke depan untuk memantau di lokasi," terang dia.

Baca Juga: Perubahan Sikap Lina Jubaedah dan Minyak di Botol Bertuliskan Bahasa Arab

Sebelumnya, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari terdapat 12 pasien yang dirawat diduga karena terpapar penyakit antraks. Satu orang di antaranya sudah meninggal dunia akhir 2019.

Load More