SuaraJogja.id - Menyusul adanya 12 warga Desa Gombang yang terpapar antraks, pemkab Gunung Kidul mengeluarkan surat edaran mengenai larangan mengonsumsi daging hewan sakit.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto, Minggu (12/1/2020) mengatakan kebiasaan warga menyembelih hewan sakit dan mengonsumsinya perlu dicegah.
"Untuk itu, kami telah mengeluarkan surat edaran bupati berisi larangan mengonsumsi daging dari hewan sakit yang mati mendadak atau sekarat karena terkena penyakit," katanya seperti dilansir dari Antara.
Ia mengatakan surat edaran juga berisi larangan untuk menjualbelikan hewan ternak yang mati atau terkena penyakit. Surat edaran tersebut juga untuk mencegah aktivitas jual beli ternak yang mati.
Baca Juga: Marak Jual Beli Daging Bangkai di Gunung Kidul Yogyakarta
Petugas Dinas Pertanian dan Pangan beberapa kali mengejar lokasi di mana ternak dijual dan mendapati bangkai tersebut disimpan dalam rumah pemotongan hewan.
"Itu kan bangkai, tidak boleh dijual. Tapi realitasnya masih mendapati jual beli bangkai hewan ternak. Saat kami mendapat itu, kami paksa untuk dikubur,” katanya.
Sampai saat ini, petugas baru mengetahui peredaran jual beli ternak mati di sebuah rumah pemotongan hewan di Kecamatan Semanu. Namun begitu, monitoring terus akan dilakukan untuk mengetahui lokasi lain yang juga menjalankan praktek jual beli ternak mati itu.
“Pernah ada ditemukan disimpan dalam lemari pendingin, dan kami paksa untuk dikubur. Ini baru di satu titik di Semanu itu,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawati menambahkan Dinas Kesehatan juga telah mengeluarkan surat imbauan kepada masyarakat untuk menekankan pola hidup sehat. Seperti mencuci tangan dan kaki ketika berinteraksi dengan hewan ternak.
Baca Juga: Tiga Calon Independen Ramaikan Pilkada Gunung Kidul 2020
"Kami berharap masyarakat tidak perlu panik. Pemkab akan mengantisipasi dan berupaya menyelesaikan masalah yang ada. Yang penting perilaku kita. Jangan mengonsumsi daging yang berasal dari ternak mati atau sakit,” ujarnya.
Dewi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak khawatir terhadap penyebaran penyakit tersebut. Selain itu, belum ada penelitian yang menyebut penularan dari manusia ke manusia.
"Kami minta warga tenang dan bila terjadi gejala seperti antraks, langsung dibawa ke puskesmas terdekat," katanya.
Berita Terkait
-
Wilayah Gunungkidul DIY Diduga Terjangkit Wabah Antraks, Apa Itu?
-
Diduga Terpapar Antraks, Ratusan Warga Gunungkidul Diberi Antibiotik
-
Brandu, Tradisi di Gunungkidul Diduga Jadi Pemicu Menyebarnya Antraks
-
Diduga karena Antraks, 9 Hewan Ternak di Gunungkidul Mati Mendadak
-
Marak Jual Beli Daging Bangkai di Gunung Kidul Yogyakarta
Terpopuler
- Telat Gabung Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Rp31,29 Miliar Dicoret Kluivert Lawan China
- 7 Pilihan Mobil Bekas Murah di Bawah Rp30 Juta, Barang Lawas Performa Tetap Berkelas
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- 7 HP Murah dengan Kamera Jernih: Senjata Andalan Para Content Creator
Pilihan
-
7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
-
Kaesang Pangarep Dikabarkan Pamit dari Persis Solo, Kevin Nugroho: Masih Datang Kongres Lho
-
Bakal Debut Lawan China, Emil Audero Punya Kepercayaan Diri Tinggi!
-
BREAKING NEWS! Erick Thohir Mendadak Tinggalkan Kongres PSSI, Ada Apa?
-
5 Rekomendasi Mobil Tangguh dan Murah, Cocok Buat Pemula yang Baru Belajar Nyetir!
Terkini
-
Titik-Titik Sampah Ilegal di Ring Road Yogyakarta Terungkap Ini Daftar Lokasinya dan Upaya Penanganannya
-
100 Persen Rampung, Tol Klaten-Prambanan Tinggal Tunggu SK Menteri untuk Dioperasikan
-
Dokter Spesialis Lebih Menggiurkan? Puskesmas di Sleman Kekurangan Tenaga Medis
-
Istana Sebut Gosip, Pengamat Bilang Luka Politik: Drama Megawati-Gibran di Hari Lahir Pancasila
-
Konflik Memanas: PT KAI Beri SP2, Warga Lempuyangan Terancam Digusur