Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 23 Januari 2020 | 07:47 WIB
Pekerja melakukan perawatan pohon jeruk Kim Kit yang dijual di Meruya, Jakarta barat, Senin (29/1). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

SuaraJogja.id - Menjelang Tahun Baru Imlek 2571, atau Imlek 2020 menurut kalender Masehi, umat Konghucu selalu mempersiapkan perayaan dengan suka cita. Berbagai pernak-pernik serta makanan khas perayaan Imlek memenuhi tiap ruangan hingga tempat peribadatan kelenteng.

Kue keranjang, buah-buahan, manisan, permen, serta makanan khas Imlek lainnya selalu tersedia menjelang pergantian Imlek. Tahun ini, Imlek, atau tanggal pertama bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa, jatuh pada 25 Januari 2020. Yang menarik, kehadiran buah-buahan yang kerap menghiasi perayaan Imlek memiliki makna tersendiri bagi umat Konghucu.

"Imlek ini adalah kalender Tiongkok, seperti kalender pada umumnya. Yang membedakan hanya perhitungannya saja secara bulan Tionghoa. Di Tiongkok semua orang merayakan, jadi bukan satu agama saja yang merayakannya, tetapi seluruh masyarakat dengan latar belakang berbeda," kata tokoh masyarakat sekaligus pengusaha Tionghoa di Yogyakarta, Gutama Fantoni (64), kepada SuaraJogja.id, Kamis (23/1/2020).

Fantoni menambahkan, Imlek, yang berkaitan dengan makanan seperti buah dan kue keranjang, adalah bentuk rasa syukur manusia atas penciptaan dari langit dan Bumi.

Baca Juga: Zodiak Kesehatan 23 Januari 2020: Redakan Stres Libra Pisces Butuh ke Salon

"Sebelum ada agama masuk, ada istilah aliran kepercayaan, di mana wujud syukurnya berterima kasih pada langit dan Bumi. Langit pencipta alam semesta, sementara Bumi adalah tempat manusia mendapat makanan dari tanaman. Dengan demikian, seperti buah-buahan yang manis serta kue keranjang, itu merupakan sebuah hal yang patut disyukuri, termasuk dalam Imlek ini," tutur Fantoni.

Pemilihan buah-buahan saat perayaan Imlek pun tidak diharuskan pada beberapa jenis buah. Namun selama ini, jeruk dan apel adalah dua buah yang menjadi pilihan umat saat merayakan Imlek.

"Pemilihannya memang buah yang manis-manis [saat Imlek]. Namun, bukan berarti buah manis seperti durian itu dipilih karena di sana [Tiongkok] belum tentu ada, tapi begini, buah ini kan bukan keharusan, karena sudah ada tradisi turun temurun, sehingga saat perayaan Imlek selalu disuguhkan," terangnya.

Sudah menjadi tradisi untuk menghadirkan buah pada perayaan Imlek, yang menurut Fantoni, memiliki makna tersendiri dari masing-masing jenisnya.

"Apel misalnya, ada istilah Bing Kwek, jika dipanjangkan adalah Bing Bing An An Kue Le Ce. Artinya untuk keselamatan, sehingga hidupnya aman dan tenteram," jelasnya.

Baca Juga: Hasil Babak Pertama Thailand Masters 2020: 7 Wakil RI Lolos

Berbeda lagi dengan jeruk, buah yang memiliki warna bagus dan berisi banyak air ini menghadirkan sebuah makna yang baik-baik supaya menyertai manusia di tahun baru.

Load More