Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 23 Januari 2020 | 12:25 WIB
Nenek ngutil ditendang di Pasar Gendeng Piyungan Sleman - (Facebook/Agoeng Maegeng Koerniawan)

Ia menambahkan, Rubingah adalah sosok yang tertutup, tidak banyak bicara kepada masyarakat. Hanya kepada Suharmadi, Ketua RT setempat, dan beberapa warga Rubingah bisa terbuka. Meskipun tinggal di dusun berbeda, namun dia masih tercatat sebagai warga Kranggan II.

Dia menilai, semestinya aksi kekerasan dialami Rubingah tidak perlu terjadi, apalagi dilakukan kepada seorang nenek.

"Saya akan bertemu dengan Pak Dukuh di mana tempat pelaku tinggal agar, kalau bisa, diselesaikan secara kekeluargaan. Jangan sampai melakukan tindakan kekerasan seperti itu," katanya.

Sementara itu, Duel Umara (65), tetangga Rubingah, mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir, Rubingah memang jarang berkomunikasi dengan tetangga. Dia tahu persis tingkah laku Rubingah karena tinggal di seberang jalan kampung depan rumah Rubingah.

Baca Juga: Resmi Beroperasi, Ini Teleskop Radio Terbesar di Dunia Milik China

"Kalau pergi pagi, sore sudah pulang. Tapi nggak tahu perginya ke mana. Pernah pamit ke pengajian pakai kerudung," ungkap Umara.

Meskipun komunikasi terbatas, kata Umara, Rubingah tidak punya masalah dengan tetangga, apalagi sampai mengambil barang orang lain, tanpa izin.

"Pernah saat di rumah ada acara RT, ada makanan sisa, dia meminta makanan. Kalau ada keperluan dia pasti minta," katanya.

Rubingah mulai dikenal publik setelah muncul video viral di mana Rubingah mendapat perlakuan kasar pada Senin (20/1/2020). Dia dituding mengutil beberapa buah mangga seberat 3 kg.

Banyak warganet yang geram terhadap tindakan kasar yang diterima Rubingah dan tidak sedikit yang iba melihat kasus kekerasan tersebut. Bahkan, rumah kediaman Rubingah pun ramai didatangi orang. Mereka iba dan menyatakan dukungan moral atas tindak kekerasan yang dialami nenek tersebut.

Baca Juga: 5 Fakta Pelajar Bunuh Begal, Dijamin Mahfud MD hingga Punya Anak Istri

Saat ini Polsek Prambanan memeriksa empat orang saksi dalam kasus tersebut. Selain Ngadirin terduga pelaku penganiayaan, penyidik juga memeriksa Martini pedagang buah, Sukasno pembuat video, dan Ketua Paguyuban Pasar Gendeng Sularsih sebagai saksi. Pemeriksaan dilakukan pada Rabu (22/1/2020) pagi hingga siang hari.

Load More