SuaraJogja.id - Sejumlah pejabat Pemerintah Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY terdampak pembangunan tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen. Di antara mereka, ada yang harus kehilangan lahan, ada juga yang kehilangan rumah.
Hal itu terungkap dalam sosialisasi pembangunan tol bagi warga Dusun Ketingan dan Ngrajek Lor di Balai Desa Tirtoadi, Selasa (28/1/2020).
Kepala Dusun Ketingan Supartinah menjelaskan, dari lahan yang ia miliki sekitar 3.000 meter persegi, 1.500 meter persegi di antaranya tergusur proyek tol.
"Sawah, kebetulan sawah belian semua. Di sana juga ada pohon kelapa, sengon, tanaman produktif semua, dan saya tanduri lombok [tanami cabai]," kata dia, usai sosialisasi.
Baca Juga: Masih Menyebar, Pasien Virus Corona Terdeteksi di Sri Lanka
Ia menyebut, hingga saat ini warga Dusun Ketingan mendukung proyek tersebut dan belum memikirkan lebih jauh perihal harga tanah. Sebab saat ini, tahap sosialisasi masih sangat awal. Harga tanah terdampak per meternya pun belum dihitung.
"Ya kalau minta, masyarakat mungkin mintanya banyak. Tanah di sini kurang lebih Rp2,5 juta sampai, untuk area tepi jalan," tuturnya.
Supartinah menambahkan, di Ketingan tidak ada fasilitas umum dan sosial yang tergusur proyek tol, kecuali satu makam leluhur.
Sama seperti sejumlah warganya, Kepala Desa Tirtoadi Sabari menuturkan, ia juga memiliki aset terdampak pembangunan tol, yaitu satu unit rumah dan pekarangan.
"Kena semua, padahal rumah baru selesai saya bangun. Pada saat ini saya legawa karena digunakan untuk proyek tol ini," ungkapnya.
Baca Juga: Unta Hingga Babi: 5 Hewan Penyebar Penyakit Berbahaya Seperti Virus Corona
Menjadi warga terdampak, Sabari memiliki rencana pindah setelah mendapat ganti untung.
Selain Ketingan dan Ngrajek Lor, Dusun Sanggrahan dan Janturan juga terdampak pembangunan tol. Warga kedua dusun tersebut akan mendapat giliran menerima sosialisasi di waktu berbeda.
Ada sebanyak tiga RT area Sanggrahan yang terdampak tol. Dua RT di antaranya akan digusur untuk proyek tol Jogja-Bawen. Sedangkan di Janturan, ada satu RT yang terdampak, imbuhnya.
Warga Ketingan, Ismail mengungkapkan, ia kurang yakin jumlah pasti asetnya yang terdampak tol. Hanya saja, ia menegaskan, sebagai warga negara, ia hanya bisa mendukung pembangunan tol tersebut sebagai salah satu proyek pemerintah karena ia memperkirakan, pemerintah sudah memikirkan yang terbaik bagi warganya.
Ia mengaku tak terlalu memikirkan soal aset keluarganya yang tergusur tol. Justru ia merasa kasihan kepada warga yang rumahnya terdampak pembangunan tol.
"Kalau kami kan mayoritas yang hadir ini terdampak sawah ya. Kami prihatin bagi yang terdampak rumahnya, karena proses relokasi juga enggak mudah," ucapnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Pilihan HP Samsung Murah Harga Rp1 Jutaan: RAM 6 GB, Performa Terbaik
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Keluarkan Rp7 Juta untuk Tebus Ijazah Eks Satpam, Wamenaker Noel: Perusahaan Membangkang Negara
- 8 Rekomendasi HP Harga Rp1 Jutaan Spesifikasi Tinggi: Layar AMOLED, Kamera 50 MP!
- 5 Mobil Keluarga Terbaik yang Kuat Tanjakan, Segini Beda Harga Bekas vs Baru
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Harga Material Meroket, Jalan di Sleman Terancam Mangkrak? Solusi Ini Diajukan
-
Ada Ratusan Tambahan Lahan untuk Tol Jogja-Solo di Sleman, Kapan Jadwal Pembebasannya?
-
IHR Cup 2025: Lebih dari Sekadar Pacuan, Momentum Lindungi Atlet Kuda dan Manusia
-
Sampah Jadi Emas: Kisah Sukses Warga Jogja Sulap Limbah Organik Jadi Pupuk Kompos Bernilai Jual
-
Disepakati DPRD DIY, Trans Jogja Buka Rute Yogyakarta-Wonosari: Kapan Mulainya?