Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 13 Januari 2020 | 15:23 WIB
Pemda DIY bersama pihak pembangun jalan tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen, menggelar sosialisasi kepada warga di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan di Balaidesa Purwomartani, Senin (13/1/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Pemerintah Daerah (Pemda) DI Yogyakarta kembali melanjutkan sosialisasi dalam pembangunan tol Trase Jogja-Solo dan Jogja-Bawen. Kali ini giliran desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman yang menjadi wilayah sosialisasi.

Meski belum dilakukan pematokan atau pengukuran tanah, sejumlah warga dibuat was-was dengan tol yang akan memangkas lahan sawah hingga bangunan rumah milik warga. Bejo (85) menuturkan masih kesulitan mencari lokasi baru untuk pindah. Pasalnya rumah yang berada di Desa Karanglo seluas 150 meter persegi bakal tergusur.

"Saya harus mencari lagi lokasi untuk membangun rumah baru. Karena rumah yang saya tempati saat ini terkena dampak dari tol tersebut," terang Bejo kepada wartawan saat sosialisasi Pembangunan Jalan Tol Trase Yogyakarta-Solo di Balai desa Purwomartani, Senin (13/1/2020).

Bejo mengungkapkan rumah seluas 150 meter persegi itu ditempati oleh tiga orang, yakni Bejo sendiri, anak serta cucunya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Diprotes, Staklim Jogja hingga Pemkab Sleman Jawab Kocak

"Saya tinggal bersama anak serta cucu saya, jadi jika tergusur kami bingung harus mencari lokasi lain yang bisa ditempati. Karena sudah tidak ada rumah lagi di sini (Karanglo)," tuturnya.

Pihaknya berharap Pemda DIY dapat memberi kompensasi yang sesuai dengan kerugian warga yang didapat, bahkan pihaknya berharap kompensasi yang diberikan lebih dari kerugiannya. Sehingga, masa depan masyarakat terdampak tol di Purwomartani bisa tetap hidup.

"Sekarang hanya berharap kepada pemerintah untuk bisa memberi ganti untung. Jika harus pindah biayanya cukup besar. Karena sudah sulit mencari tanah," terangnya.

Salah seorang warga lain yang tinggal di perumahan kawasan Tapan, Karanglo, Kecamatan Purwomartani, Sleman, Ali Rahman (41) menyebut bahwa rumah seluas 735 meter persegi bisa jadi terdampak pembangunan tol tersebut.

"Luas bangunan rumah yang terdampak belum tahu. Tapi jika yang jelas terkena adalah lahan sawah. Kami tinggal menunggu pemerintah melakukan pengukuran, namun belum tahu kapan," jelasnya.

Baca Juga: Cegah Antraks, Pemkab Sleman Larang Lalu Lintas Ternak dari Daerah Wabah

Rencana pembangunan tol di Kecamatan Purwomartani nantinya berdampak terhadap 600 bidang tanah. Sosialisasi sendiri dilakukan selama tiga hari berturut-turut mulai Senin-Rabu (13-15/1/2020).

Load More