SuaraJogja.id - Program Hunian Tetap (Huntap) Desaku Impianku yang berada di Padukuhan Dugo, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk Gunungkidul nampaknya membuat warga sekitar resah. Warga asli Padukuhan Dugo menolak adanya 40 bangunan masing-masing senilai Rp30 juta tersebut.
Kepala Dukuh Dugo, Suharno berharap agar hunian tetap tersebut segera dirobohkan dan dipindahkan ke tempat lain. Selama ini warga sudah jengah dengan keberadaan Huntap tersebut karena berbagai persoalan yang muncul selama ini. Pengelolaan Huntap yang carut marut mengakibatkan warga Padukuhan Dugo enggan menempati lagi.
Suharno menuturkan, selama ini status kependudukan warga hunian tetap tidak jelas karena masih dari daerah asal mereka masing-masing. Dengan demikian, pihaknya tidak bisa melakukan pemantauan terhadap aktivitas warga Huntap tersebut. Padahal secara administratif Huntap tersebut berada di bawah kewenangannya.
"Saya itu tidak bisa memantau siapa saja yang datang. Siapa saja yang dibawa oleh warga Huntap. Iya kalau orang baik, kalau tidak. Apalagi kalau untuk persembunyian teroris atau juga pengedar narkoba, kan kita tidak pernah tahu wong mereka tidak pernah laporan,"keluhnya, Selasa (28/1/2020).
Baca Juga: Lagi, Seorang Warga Gunungkidul Positif Antraks
Tak hanya itu, iapun mengeluhkan buruknya interaksi warga Huntap dengan warga setempat. Warga Huntap sama sekali tidak pernah bersosialisasi ataupun turut serta dalam kegiatan sosial yang berlangsung di Dusun tersebut. Untuk memberikan teguran, ia merasa enggan karena mereka bukan warganya.
Rasa malasnya semakin bertambah karena ketika berurusan dengan warga Huntap tersebut, dia justru yang menjadi ujung tombak. Seperti ketika ada Surat Peringatan (SP) dari Dinas Sosial soal pengosongan Huntap tersebut, ia justru diminta untuk membagikan dan memasang SP tersebut ke warga hunian tetap.
"Ya saya enggan to, ndak enak. Terpaksa saya ajak pak Babinsa dan juga pak Aman (Kasie Pembangunan Desa Nglanggeran) ketika menempel SP 1 tersebut," tambahnya.
Selama ini, warga Huntap memang belum pernah secara resmi menemui dirinya dan warga Dugo yang lain untuk sekadar permisi. Namun ia mengakui jika di awal pembangunan sempat ada pendamping warga hunian tetap yang menemui dirinya untuk menyampaikan maksud tujuan program tersebut.
Menurutnya, 'Kulo Nuwun' itu sangat penting terutama bagi masyarakat Gunungkidul yang masih kental memegang budaya unggah-ungguh. Warga setempat akan merasa 'diuwongke' atau diakui keberadaannya sehingga tercipta interaksi sosial yang seimbang antara mereka.
Baca Juga: Gunungkidul Kewalahan Tangani Sapi Mati Mendadak
"Kalau tidak dikelola buat apa. Robohkan saja terus dipindah,"tandasnya.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
3 Gempa Berkekuatan Lebih dari Magnitudo 5 Guncang Indonesia Kurang dari Sehari
-
Kenali Ciri-Ciri Rip Current, Arus Kuat Pantai Drini yang Seret Belasan Siswa SMP Mojokerto
-
Daftar Nama Korban Siswa SMP 7 Mojokerto yang Terseret Ombak Pantai Drini Gunungkidul
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu