SuaraJogja.id - Kejadian penganiyaan tanpa motif jelas, atau dikenal dengan sebutan klitih, berimbas serius kepada para korban. Di samping menimbulkan bekas luka, korban juga mengalami trauma.
Hal itu dirasakan Bagus Rifki (16) usai dinyatakan sembuh oleh dokter setelah tengkorak kanannya pecah dan mendapat jahitan di pelipis kanan, akibat lemparan batu oleh oknum pelajar lain.
Pelajar di SMA yang berada di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman ini sempat mengalami kejadian nahas. Sepulang sekolah, Bagus Rifki beserta rekan lainnya diserang oknum pelajar tak dikenal dengan sebuah batu hingga menyebabkan kepala Bagus berdarah. Pelajar asal Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang itu pingsan di tempat dan dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 5 November 2019.
"Keadaannya sudah mulai membaik, luka yang diterima di kepala bagian kanan sudah mulai tertutup. Namun memang Bagus sempat mengalami trauma saat berangkat ke sekolah, " terang ayah korban, Yulianto, saat dihubungi SuaraJogja.id, Rabu (5/2/2020).
Baca Juga: Terekam CCTV, Tingkah Pengemudi Motor Antri Isi Bensin Ini Bikin Ngakak
Yuli membeberkan, Bagus mulai dinyatakan sembuh oleh dokter pada akhir November 2019. Ia terus melakukan kontrol sebanyak dua kali dan mulai masuk sekolah awal Desember 2019 lalu.
"Dia sempat trauma, jadi ibunya yang mengantar setiap hari ke sekolah. Jadi setiap lewat jalan besar dia ketakutan karena lokasi dia terkena lemparan batu itu di jalan besar," kata Yuli.
Ia menjelaskan, selama satu pekan, Bagus meminta ibunya mengantar sekolah lewat jalanan kampung. Tak hanya ibu Bagus, teman-temannya juga diminta untuk melewati jalan yang kecil agar tak teringat dengan kejadian 5 November tahun lalu itu.
"Memang masih ada trauma awal-awal dia sekolah. Namun hari ini sudah beraktivitas normal. Dia juga sudah berani lewat jalan besar dan sudah tak perlu diantar," katanya.
Disinggung apakah korban mendapatkan pendampingan psikis, Yuli mengatakan bahwa itu tidak ada. Pihaknya hanya menjaga anaknya dengan cara sederhana yang mereka ketahui.
Baca Juga: Warga Temukan Mayat Setengah Telanjang Tersangkut di Bebatuan Sungai
"Tidak ada pendampingan atau penyembuhan khusus. Ya kami juga yang merawat dan memberi semangat untuk segera beraktivitas dan berkumpul di sekolah," katanya.
Berita Terkait
-
Jangan Salahkan Diri! Ini 8 Cara Mengatasi Trauma akibat Kekerasan Seksual
-
Dampak Psikologis di Balik Teror Terhadap Tempo: Trauma yang Tak Selalu Langsung Terlihat
-
Berkaca dari Sikap Orang Tua Arra, Ini Efek Buruk Jahili Anak sampai Nangis
-
Apa Itu Religious Trauma? Diduga Dialami Gitasav Sampai Nyaris Bunuh Diri
-
Gitasav Nyaris Bunuh Diri dan Lakukan 'Mental Gymnastic', Apa Itu?
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Hampir Tembus Rp2 Juta/Gram
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara