SuaraJogja.id - Wabah Virus Corona berasal dari China yang disebut-sebut disebarkan hewan kelelawar ternyata tak membuat penikmat kuliner berbahan dasar hewan nokturnal surut.
Sejumlah pedagang penjual kelelawar di Kabupaten Bantul, bahkan mengaku belum mengetahui jika media penyebaran wabah virus tersebut dari hewan yang dikenal dengan nama codot. Lantaran itu, mereka berani mengklaim sejauh ini kelelawar-kelelawar yang mereka dagangkan masih aman atau terbebas dari Virus Corona.
Hal tersebut dikatakan pedagang kuliner berbahan kelelawar, Doni Siswanto dan Romyati. Warga Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul ini menjual daging kelelawar yang diolah menjadi tongseng dan rica-rica. Setiap harinya mereka berjualan di selatan Pasar Niten Baru, Jalan Bantul.
Meski telah mengetahui adanya wabah Virus Corona, Donny mengklaim kelelawar hasil olahan warungnya masih aman.
Baca Juga: Studi Baru Ilmuwan China: Virus Corona Diduga Berasal dari Kelelawar
"Codot ini masih amanlah. Karena saya mengolahnya dengan matang," katanya, Kamis (6/2/2020).
Doni mengklaim codot yang siap diolahnya bukanlah sembarangan, karena jenis codot yang diolah tersebut dipilih selektif. Doni memilih codot pemakan buah-buahan di malam hari. Dia juga mengaku sangat hafal dengan jenis kelelawar yang setiap hari mengkonsumsi buah.
Lebih lanjut, ia mengklaim selama 10 tahun berdagang tidak pernah ada masalah sedikit. Bahkan semakin hari, peminat olahan codot makin banyak. Lantaran daging codot diyakini sangat baik untuk kesehatan, terutama mengobati penyakit asma.
"Sekarang masih ramai dan belum ada imbauan dari pihak manapun."
Doni mengemukakan, pasokan codot yang didagangnya berasal dari Gunung Kidul. Sebagian besar codot tersebut dipasok warga dari Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul.
Baca Juga: Kelelawar Buah di Manado dan Bogor Jadi Inang Coronavirus
Meski begitu, dia berharap jika codot tersebut berbahaya dari sisi kesehatan, pemerintah harus turun tangan memberikan informasi secara detil dan memberikan solusi.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
Wabah Misterius Tewaskan 50 Orang di Kongo, Gara-gara Kelelawar?
-
Gelar Kunjungan Industri, Siswa MAN 2 Bantul Praktik Olah Bandeng Juwana
-
3 Gempa Berkekuatan Lebih dari Magnitudo 5 Guncang Indonesia Kurang dari Sehari
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan