Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 08 Februari 2020 | 15:01 WIB
Tampilan mie ayam Tumini. [@jogjafood / Instagram]

SuaraJogja.id - Menyebut masakan mie ayam siapa yang tak familiar? Kuliner yang tercipta berkat akulturasi dari China tersebut kini jadi santapan yang telah merakyat di Indonesia. Di Jogja salah satu warung yang masuk jajaran tersohor yakni mie ayam Tumini.

Ya, selain gudeg, mie ayam Tumini belakangan ini masuk dalam kuliner favorit tujuan wisatawan.

Namun kabar duka baru saja menggelayuti warung mie ayam yang terletak di dekat Terminal Giwangan tersebut.

Si empunya mie ayam yakni Bu Tumini dikabarkan telah berpulang. Namanya bahkan ramai dibicarakan di sosial media hingga masuk jajaran trending di Twitter.

Baca Juga: Berlimpah Kuliner, Jangan Lupa Cicipi Lontong Cap Gomeh di PBTY XV 2020

Nah untuk mengenang kuliner lengendaris Jogja tersebut, berikut SuaraJogja.id sajikan lima fakta tentang mie ayam Tumini.

Pelopor mie ayam "mahzab" sarirasa jatiayu

Bu Tumini yang konon sudah berjualan sejak tahun 1990 disebut sebagai pelopor mie ayam "mahzab" Sarirasa Jatiayu.

Ya, bisa dibilang mie ayam Tumini merupakan rintisan olahan mie ayam yang punya cita rasa manis gurih dengan kuah kental yang jauh berbeda dengan sajian mie ayam Jakarta atau yammie ayam.

Disebut sebagai aliran sarirasa jatiayu lantaran merujuk pada suatu daerah di Gunungkidul yakni sebuah desa bernama Jatiayu yang berada di Kecamatan Karangmojo.

Baca Juga: Rayakan Imlek di Jogja, Cicipi Rekomendasi Kuliner Dekat Kampung Ketandan

Semenjak dipopulerkan oleh Tumini, mie ayam dengan ciri menonjol memiliki topping dan kuah kental ini pun mulai diikuti oleh para pedangan mie ayam lainnya seperti mie ayam Pak Darto di Imogiri Timur atau mie ayam Kang Slamet di Kotagede.

Mie ayam "mahzab" sarirasa jatiayu pun kemudian makin menjadi identitas bahwa penjualnya pasti berasal dari Gunungkidul.

Sehari bisa menghabiskan 700 porsi

Label legendaris disematkan pada mie ayam Tumini selain lantaran sudah berumur lama, juga lantaran citarasa dan porsinya nan istimewa.

Ya, bagi siapa saja yang pernah mencicipi mie ayam Tumini, takkan mampu memungkiri bahwa mie ayam yang satu ini punya porsi nan jumbo.

Tampilan mie ayam Tumini. [@ke_jogjaskuy / Instagram]

Meski punya porsi jumbo, harga mie ayam Tumini masih relatif terjangkau terutama bagi kantong anak kos.

Tak heran jika mie ayam yang terletak di dekat Terminal Giwangan ini nyaris tak pernah sepi pembeli. Bahkan tak sedikit di antara loyalisnya yang rela antri.

Dalam sebuah kesempatan, Tumini mengaku dalam sehari bisa menjajakan tak kurang dari 700 porsi mie ayam.

Tumini menerapkan pelayanan dengan suasana nan njawani

Warung mie ayam Tumini diketahui mulai buka sekitar pukul 10 pagi.

Selain citarasa mie ayamnya yang memang ramah di lidah, suasana yang dibangunnya di warung juga turut membuat para pembeli terutama mereka yang baru sekali datang akan merasa jatuh cinta hingga ketagihan.

Tak sedikit yang menyebut, pelayanan di mie ayam Tumini sangat njawani alias ramah. Sapaan khas dan keramahtamahan yang ditunjukkan membuat mie ayam Tumini serasa ngangeni.

Mie ayam ceker jadi salah satu favorit

Sekilas tampilan mie ayam Tumini memang tak begitu beda dengan mie ayam pada umumnya, yakni diberi topping irisan daging ayam.

Tapi selain menyediakan mie ayam biasa dengan porsi jumbo, salah satu andalan di mie ayam Tumini yakni mie ayam dengan topping ceker ayam alias kaki ayam.

Teksturnya nan lembut dengan rasa gurih manis membuatnya mampu menarik banyak fans.

Rute menuju Mie Ayam Tumini

Mie ayam Tumini diketahui memiliki cabang. Untuk yang pertama beralamat di Jalan Imogiri Timur no 187. Lokasinya masuk Desa Giwangan, Kecamatan Umbulharjo.

Pemilik salah satu mie ayam tersohor di Jogja, Tumini dikabarkan meninggal dunia, Sabtu (8/2/2020). [@yanbudi18 / Twitter]

Sementara untuk cabang kedua diketahui berada tak jauh dari lokasi pertama yakni di Jalan Imogiri Timur, KM 6,5 Nglebeng.

Load More