SuaraJogja.id - Aksi kejahatan berkedok klitih kembali marak di Jogja. Di awal tahun 2020, setidaknya sudah ada lima kasus terkait klitih yang terjadi, satu di antara korban klitih yang masih berstatus pelajar harus meregang nyawa.
Mengapa disebut berkedok? Ya, dalam masyarakat Jawa khususnya di Jogja, klitih merupakan istilah yang punya konotasi positif. Sebab seperti yang akrab didengar di telinga warga Jogja, klitih punya pengertian kegiatan mengisi waktu luang.
Tapi belakangan makna klitih ini kemudian bergeser seiring dengan makin maraknya tindak kejahatan jalanan di wilayah Jogja dan sekitarnya.
Sosiolog kriminal UGM, Suprapto menyebut makna klitih mulai bergeser menjadi negatif setelah diadopsi oleh sejumlah oknum pelajar sebagai kegiatan untuk mencari musuh.
Baca Juga: 5 Fakta Seputar Mie Ayam Tumini nan Tersohor di Jogja
Hingga kemudian makna klitih mengalami generalisasi untuk setiap tindak kejahatan jalanan yang terjadi di Jogja dan sekitarnya.
Nah, setelah sempat mereda di tahun 2017-2018, klitih kembali meneror di medio akhir 2019 hingga awal 2020. Tak hanya marak, aksi ini bahkan tak mengenal waktu dan sadis. Salah satu korban klitih yang akhirnya meninggal dunia yakni Fatur Nizar Rakadio.
Lalu mengapa klitih kembali marak terjadi? Berikut wawancara lengkap SuaraJogja.id dengan pakar Sosiolog kriminal UGM, Suprapto.
Berita Terkait
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
-
Waduh, Korban Pembacokan di Titik Nol Yogyakarta Malah Dilaporkan Balik Tersangka ke Polisi!
-
Geger Dugaan Aksi Klitih di Titik Nol KM, Warganet Langsung Pertanyakan Keistimewaan Jogja
-
Divonis Bersalah, Sidang 3 Terdakwa Kasus Klitih Gedongkuning Berujung Rusuh!
-
Pengacara Ungkap Terdakwa Klitih Jogja Ditodong Pistol ke Mulut saat Diperiksa Polisi
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu