Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 07 Februari 2020 | 15:04 WIB
Ilustrasi klitih - (Suara.com/Iqbal Asaputro)

SuaraJogja.id - Sebutan penganiayaan tanpa motif di jalanan atau lebih dikenal sebagai klitih kini kembali menjadi sorotan masyarakat Jogja. Sempat meredup pada 2018, di pembuka tahun 2020 klitih kembali meneror.

Jumlah korban yang diduga akibat aksi penganiayaan ini terus bertambah. Salah satu yang masih hangat menimpa Enrico Kristanto. Driver ojek online (ojol) tersebut terpaksa harus terbaring di bangsal Bima 4 Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak Sabtu (1/2/2020) akibat luka serius di wajahnya.

Awalnya pria 40 tahun ini beraktivitas seperti hari-hari sebelumnya sebagai driver ojol. Memang dirinya memilih bekerja pada malam hari, sebab siang 13.00 hingga pukul 19.00 wib, Enrico bekerja sebagai freelance.

Namun petaka menghampirinya di Sabtu pekan lalu saat melakoni rutinitasnya. Pukul 03.00 wib, Enrico mendapat luka sabetan benda tajam hingga pipi kanan hingga leher bagian belakang sobek. Bahkan pundak kanannya mendapat luka yang cukup lebar. Totalnya Enrico mendapat 27 jahitan atas penganiyaan yang dia alami di Jalan Kabupaten, Trihanggo, Gamping, Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Keren, Begini Penampakan Tugu Jogja Tanpa Kabel dan Papan Reklame

"Dari arah utara saya hanya melihat lampu motor. Tiba-tiba saya merasa ada hantaman benda keras yang mengenai wajah. Seketika saya oleng dan menepi. Untung penumpang saya langsung memegangi badan saya. Posisi sudah miring dan hampir jatuh, setelah saya sadar, bibir kanan saya hingga leher sebelah kanan mengeluarkan banyak darah," cerita Enrico.

Pria asal Depok, Jawa Barat ini telah menjalani operasi. Akibat luka sabetan benda tajam tersebut, ia mengaku sebagian giginya harus dikunci dengan kawat. Imbasnya Enrico tak boleh banyak menggerakkan mulutnya. Bahkan untuk makan sehari-hari, untuk sementara Enrico hanya diperkenankan makan makanan cair.

Driver ojol bernama Enrico jadi korban kebrutalan klitih yang terjadi Sabtu (31/1/2020) kemarin di Jalan Kabupaten. [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja]

Bukan hanya Enrico yang harus menanggung sakit dan trauma. Seorang pelajar di salah satu SMA wilayah Tempel, Sleman, Bagus Rifki juga harus mengalami situasi pedih usai menjadi korban kejahatan jalanan. Berbeda dari Enrico yang diserang pada malam hari. Pelajar 16 tahun ini mendapat luka serius di bagian kepala kanan sepulang sekolah, 5 November 2019 lalu.

Saat kejadian, Bagus bersama lima orang temannya keluar dari sekolah pukul 16.30 wib. Dengan mengendarai motor bergerombol, dari arah berlawanan sejumlah orang yang diketahui mengenakan pakaian seragam pelajar melempar batu hingga mengenai kepala kanan Bagus. Ia pingsan, lalu dilarikan ke rumah sakit setelah kepala bagian kanan dan telinga kanan mengeluarkan banyak darah.

Dari diagnosa dokter, tengkorak kepala kanannya pecah. Selain itu pelipis kanannya juga mengalami sobek hingga mendapat tujuh jahitan. Beruntung Bagus tidak sampai mengalami gangguan penglihatan.

Baca Juga: Sempat Vakum di 2019, Festival Melupakan Mantan Bakal Hadir Lagi di Jogja

Namun pascainsiden yang dialami pelajar asal Blingo, Ngluwar, Magelang ini mengalami trauma hebat. Setelah dinyatakan pulih dan bisa beraktivitas seperti biasa pada awal Desember 2019 lalu, Bagus saat ini kerap diantar ibunya saat berangkat ke sekolah.

Load More