Bukan hanya itu, Bagus sering dihantui rasa cemas saat melintasi jalanan besar. Karena kejadian yang dia alami berada di jalanan yang cukup lebar saat itu.
Orang tua Bagus, Yulianto mengaku tak ada pendampingan khusus saat anaknya mengalami trauma. Yulianto hanya berupaya menjaga hingga anak semata wayangnya merasa berani keluar sendiri tanpa didampingi.
"Alhamdulilah dia sudah kembali sekolah seperti biasa. Dulunya sempat trauma, saat melewati jalan besar dia meminta untuk dilewatkan ke jalanan kecil atau jalan kampung menuju sekolahnya. Trauma itu dia alami hampir satu pekan lebih. Kami juga memotivasi dia untuk melupakan kejadian yang Bagus alami, akhirnya sudah kembali seperti biasa," terang Yuli.
Yuli bersyukur, insiden yang menimpa Bagus tak membuatnya cedera permanen. Awalnya Yuli sempat was-was dengan penglihatan dan pendengaran anaknya yang akan terganggu akibat lemparan batu tersebut.
Baca Juga: Keren, Begini Penampakan Tugu Jogja Tanpa Kabel dan Papan Reklame
Meski mengalami luka yang cukup serius, Bagus dan Enrico masih relatif beruntung karena masih diberi kehidupan. Sebab nasib miris harus dialami Fatur Nizar Rakadio.
Pelajar berusia 17 tahun asal Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul itu harus meregang nyawa setelah sempat koma dan mendapat perawatan intensif selama 27 hari di RSUP Sardjito Yogyakarta.
Dio panggilan akrabnya, merupakan korban tewas yang diduga karena kejahatan jalanan tanpa motif alias klitih. Sesaat sebelum kejadian, Dio bersama 27 pelajar lainnya memutuskan berlibur ke Pantai Watulawang Gunungkidul menggunakan motor 14 Desember 2019 lalu. Bersama rombongan pelajar kelas 10 di salah satu STM Depok, Sleman, ia kemudian pulang pukul 14.00 wib.
Belum sampai di rumah masing-masing rombongan tersebut dilempari cat oleh orang tak dikenal dari arah berlawanan di Jalan Siluk-Panggang. Pelempar cat yang diketahui mengendarai motor matik itu lantas mengejar dan membuntuti rombongan Dio. Sesampainya di kawasan Kebon Agung, Imogiri, pelaku tadi menendang stang motor Dio hingga terjatuh. Rekan Dio yang mengetahui rekannya terjatuh langsung menghentikan kendaraan dan meminta warga menolong pelajar 17 tahun ini.
Ibu almarhum, Bidiastuti (39) tak bisa membendung kesedihannya seusai mengetahui anak kedua dari tiga bersaudara itu tewas. Bidiastuti menjelaskan, menurut keterangan dokter Dio mengalami cedera serius di bagian tulang belakang. Dio juga kesulitan bernapas sehingga harus dipasangi ventilator saat menjalani perawatan.
Baca Juga: Sempat Vakum di 2019, Festival Melupakan Mantan Bakal Hadir Lagi di Jogja
"Awalnya kami masih bisa berkomunikasi dengan baik usai insiden itu. Dia menceritakan kronologi hingga diserang oleh orang-orang tersebut. Dio ini anaknya anteng, tidak punya musuh dan selalu berbuat baik. Saya terus memantaunya baik di rumah dan sekolah," kata Bidiastuti.
Berita Terkait
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
-
Waduh, Korban Pembacokan di Titik Nol Yogyakarta Malah Dilaporkan Balik Tersangka ke Polisi!
-
Geger Dugaan Aksi Klitih di Titik Nol KM, Warganet Langsung Pertanyakan Keistimewaan Jogja
-
Divonis Bersalah, Sidang 3 Terdakwa Kasus Klitih Gedongkuning Berujung Rusuh!
-
Pengacara Ungkap Terdakwa Klitih Jogja Ditodong Pistol ke Mulut saat Diperiksa Polisi
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali