SuaraJogja.id - Bangunan Joglo Labuhan yang kerap digunakan sebagai upacara adat Hajat Dalem Labuhan Pura Pakualaman saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Juru rawat Joglo Labuhan di Pantai Glagah, Kapanewon Temon, Kulonprogo, Untoro mengaku kondisi tersebut lantaran tak ada biaya untuk melakukan perawatan bangunan tersebut.
Ia menuturkan bahwa selama 20 tahun menghabiskan hidupnya menjadi juru rawat Joglo Labuhan tidak pernah mendapatkan biaya perawatan bangunan. Ia hanya mendapatkan pengganti jasanya saat upacara adat berlangsung. Hal ini ia rasa semakin menyulitkan kesejahteraannya lantaran selama ini pekerjaannya juga serabutan.
"Bangunan ini nggak pernah ada biaya perawatan rutin, misalnya dicat ulang setahun sekali, itu nggak ada," kata pria yang akrab disapa Jojon itu, kemarin seperti dilansir dari harianjogja.com.
Mantan nelayan ini berharap ada perhatian dari Dinas Pariwisata Kulonprogo, Dinas Kebudayaan Kulonprogo, maupun pihak Paku Alam untuk bangunan ini. Sebab, Joglo Labuhan, mushola, kamar mandi, dan satu bangunan kosong yang kini ditempatinya itu tak pernah mendapatkan dana perawatan kecuali ketika dipugar.
Baca Juga: Seorang Warga Kulonprogo Dibacok dan Dipukul Senjata Api Orang Tak Dikenal
"Bangunan Joglo ini sekitar tujuh tahun lalu direnovasi, tapi kemudian ditinggal begitu saja. Seharusnya ada dana perawatan rutin, bisa tiap bulan atau tiap tahun, sehingga nggak pakai uang saya sendiri," katanya.
Ia mengaku setiap bulan harus membayar biaya listrik bangunan ini dari kantongnya sendiri. Padahal, beberapa kali ia harus memperbaiki pompa air yang mati, eternit jebol, dan berbagai perawatan lainnya.
"Kalau usuk patah, juga perlu manggil orang yang bisa," tuturnya.
Untuk itu, begitu mendengar rencana revitalisasi Joglo Labuhan dan pesanggrahan Paku Alam di Temon, ia menaruh harapan besar setelah renovasi akan dilanjutkan perawatan bangunan secara rutin.
"Sebab kalau ada laporan wisata di sini gimana-gimana, saya juga ikut malu," kata Jojon.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulonprogo Untung Waluya mengakui jika status juru rawat itu belum tercatat secara administrasi di kelembagaan dinas. Meski begitu, ia memastikan setelah Joglo Labuhan dan pesanggrahan direvitalisasi, juru rawat bangunan itu akan diatur di dalam administrasi.
Baca Juga: Di Hadapan Warga Kulonprogo, Jokowi Izinkan Sertifikat Tanah Disekolahkan
"Kami masih memastikan wewenang bangunan itu ada di bawah Dinpar atau Dinbud, selama ini kami hanya memfasilitasi saat upacara adat," kata Untung.
Berita Terkait
-
Masjid Tertua di Kulonprogo Ini Didirikan Puro Pakualaman, Apa Istimewanya?
-
Sebanyak 109.105 Mobil Melintas di Tol Solo - Yogyakarta - YIA
-
Nenek Pengemis di Kulonprogo Pukul Mobil karena Tak Beri Uang, Polisi Turun Tangan!
-
Libur Nataru Pakai Mobil Pribadi Tujuan Jawa Tengah: Simak Jalur Tol Fungsional Ini, Jadi Alternatif Atasi Kemacetan
-
Kulonprogo Disebut Daerah Transit dan Tujuan Perdagangan Orang, Benarkah?
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan