SuaraJogja.id - Puluhan pedagang kacamata yang berada di sisi timur Simpang Lima Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mulai gelisah dengan wacana penggusuran oleh Pemkab Sleman. Pasalnya, Pemkab menunda pertemuan untuk mediasi setalah surat tersebut dilayangkan pada 28 Januari 2020 lalu.
Salah seorang pedagang kacamata, Jumadi, mengaku telah melayangkan surat mediasi kepada Bupati Sleman Sri Purnomo. Selain itu, pihaknya sudah berusaha menemui pihak kampus UNY. Namun, pihak kampus masih menunggu rektor untuk bisa ditemui.
"Surat mediasi sudah kami kirimkan ke Pemkab Sleman pada 28 Januari lalu, yang kami tujukan kepada Bupati [Sri Purnomo]. Informasi terakhir, dari Pemkab sendiri yang menunda. Kami khawatir pemerintah tak membuka ruang diskusi yang kami harapkan," terangnya kepada wartawan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (11/2/2020).
Ia mengaku gelisah karena penundaan ini membuat pedagang tak nyaman berjualan. Di samping belum ada jadwal yang ditetapkan untuk pertemuan dengan para PKL, pihaknya juga khawatir jika beberapa masukan dari PKL kepada pemerintah tak digubris.
"Ya cukup gelisah karena pertemuan ditunda. Ketakutan kami Pemkab belum bisa membuat ruang dialog ini. Sebenarnya kami memiliki sebuah pandangan, dan harapannya ini menjadi pertimbangan Pemkab untuk menghasilkan win-win solution," terang Jumadi.
Seorang pedagang lain yang kerap dipanggil Cak Tho telah mendatangi pihak kampus UNY. Ia membeberkan bahwa pedagang harus menunggu jadwal dari rektor untuk mediasi.
"Sudah kami datangi juga [pihak kampus], hanya saja rektor belum memiliki jadwal yang tepat untuk bertemu. Para pedagang berharap, kami bisa duduk bersama membahas persoalan ini. Memang kami berada di pinggir jalan, tetapi bukan menutupi bahu jalan. Ada sisa ruang yang sebenarnya bisa dimanfaatkan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman Mae Rusmi Suryaningsih mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu arahan dari atasan terkait mediasi bersama PKL. Ia pun siap ketika pemerintah membuka ruang dialog dengan pedagang untuk menata keberadaan mereka.
"Tentu kami siap, selama ada kesepakatan atau arahan dari atasan untuk menangani PKL ini. Kami menunggu jika memang ada audiensi untuk bertemu dengan PKL tersebut," katanya.
Baca Juga: Jose Mourinho Sekarang Botak, Alasannya Konyol!
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 20 pedagang kacamata yang berada di sisi utara APILL simpang lima UNY akan tergusur. Wacana ini menyusul kabar bahwa keberadaan pedagang dianggap mengganggu para pengendara yang melintas di jalan tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik