Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 22 Februari 2020 | 21:11 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati - (Suara.com/Putu)

SuaraJogja.id - Pembina pramuka dan pihak SMPN 1 Turi Sleman disinyalir tidak mengindahkan update peringatan dini cuaca yang selalu diberikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi (Staklim) Mlati Sleman Yogyakarta pada Jumat (21/2/2020).

Padahal BMKG berulangkali menyampaikan potensi hujan lebat dan banjir bandang karena munculnya awan Cumulonimbus (Cb) di Sleman bagian utara.

“Kejadian yang lalu, yakni peristiwa banjir bandang dan menelan korban jiwa siswa SMPN 1 Turi sangat memprihatinkan karena peringatan dini sudah disampaikan sejak pukul 13.15 WIB. Bahkan, sejak tiga hari sebelumnya sudah ada peringatan dini potensi cuaca ekstrem,” papar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kantor BMKG Staklim Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020)sore.

Menurut Dwikorita, meski di tempat kejadian masih mendung dan belum turun hujan, tetapi radar BMKG menunjukkan awan Cb menuju ke arah Sleman. Karenanya, peringatan dini kembali disampaikan BMKG pukul pada 13.45 WIB hingga 15.45 WIB.

Baca Juga: Ketua KPAI Usut Berita Berenang Sekolam dengan Lelaki Bisa Bikin Hamil

Pada pukul 15.00 WIB, terlihat lagi gelombang kedua awan Cb menuju Sleman utara di lereng Gunung Merapi. Sedangkan gelombang pertama awan Cb sudah luruh menjadi hujan.

Peringatan dini cuaca hujan ekstrem kembali diberikan pada pukul 15.30 WIB hingga 16.30 WIB. Pada rentang waktu itulah banjir bandang di Sungai Sempor terjadi dan mengakibatkan sejumlah siswa SMPN 1 Turi hanyut saat kegiatan susur sungai dan meninggal dunia.

“Dan ternyata kejadian [siswa hanyut karena banjir bandang] kan sekitar pukul 15.30 WIB. Ini kan membuat kami prihatin, padahal sudah ada teknologi dan informasi yang disebarkan ke berbagai media yang bisa diakses siapa pun secara gratis,” ungkapnya.

Mantan rektor UGM ini pun menyebutkan, tidak ada laporan dari pihak sekolah untuk mendapatkan peringatan dini ke BMKG, sehingga dimungkinkan sekolah tidak tahu potensi banjir bandang di Sungai Sempor.

Karenanya, diharapkan ke depan masyarakat dan semua pihak mengakses informasi dari BMKG bila ingin melaksanakan kegiatan di kawasan yang rawan bencana. Dengan demikian, tragedi serupa tidak akan terjadi lagi.

Baca Juga: Dua Pelajar Tewas Tenggelam di Underpass Kulur Saat Prank Ulang Tahun

Terkait pencarian korban yang belum ditemukan, menurut Dwikorita, bisa dilakukan hingga Sabtu Malam. Sebab berdasarkan radar BMKG, cuaca di Sleman relatif cerah berawan.

“Basarnas bisa melanjutkan pencarian karena cuaca cerah mulai pukul 15.00 WIB hingga 19.00 WIB tidak ada hujan, sehingga kondisi aman untuk mencari korban, tapi kami terus melakukan update citra radar cuaca,” imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More