SuaraJogja.id - Perdagangan satwa liar di Indonesia menjadi ancaman serius bagi upaya pelestarian keanegaragaman hayati.
Maraknya perdagangan satwa liar di Indonesia bahkan diklaim menurunkan populasi satwa liar hingga lebih dari 40 persen.
Konservasi satwa liar di Indonesia menghadapi tantangan yang berat. Upaya negara untuk melakukan konservasi terbilang masih sangat rendah, tidak hanya di tingkat masyarakat namun juga para pengambil kebijakan.
"Pasar gelap satwa liar adalah bisnis yang sangat menguntungkan setelah obat-obat terlarang, persenjataan dan barang-barang palsu di Indonesia," ungkap Dosen Fakultas Kehutanan UGM, Satyawan Pudyatmoko dalam pidato ilmiahnya saat dikukuhkan sebagai guru besar di UGM, Selasa (25/02/2020).
Padahal, menurut Satyawan, keanekaragaman hayati berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan manusia. Lebih dari separuh populasi manusia di dunia tergantung pada keanekaragaman hayati.
Satyawan juga memaparkan, nilai laju kepunahan keanekaragaman hayati saat ini berkisar dari 100 hingga 1000 kepunahan per sejuta spesies dalam setahun. Sekitar 10-30 persen spesies mamalia, burung dan amfibi juga ikut terancam punah.
Lebih lanjut, Satyawan menjelaskan pentingnya keberadaan satwa liar sebagai salah satu faktor keberlangsungan populasi manusia. Satwa liar juga ikut berkontribusi besar pada perkembangan ilmu kesehatan dan memberikan kemaslahatan bagi manusia.
"Etika konservasi harus menjadi pemandu dalam pengambil keputusan karena tidak mudah mendamaikan konflik-konflik kepentingan dalam perebutan ruang hidup antara satwa liar dan manusia dalam realitas sosio-ekonomi Indonesia,” ujar Satyawan.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: Indonesia Naik Kelas jadi Negara Maju, Sandiaga Uno: Masih Sangat Jauh
Berita Terkait
-
Pakar: Hilangnya Habitat Satwa Liar Jadi Penyebab Virus Tertular ke Manusia
-
Tak Sepakat Eks Kombatan ISIS Dipulangkan, Ini Alasan Dosen UGM
-
Curhat ke Tanaman, Cuitan Dosen UGM Ini Bikin Alissa Wahid "Stres"
-
Cegah Persebaran Antraks, Warga Diimbau Bakar Hewan yang Mati Mendadak
-
Ahli UGM: Gunungkidul Kawasan Kapur, Spora Antraks Lebih Betah Hidup
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Rumah Ludes Dijarah Massa, Harta Nafa Urbach Tembus Rp20 Miliar Tanpa Utang
Pilihan
-
Lucinta Luna Sampai Young Lex Turun ke Jalan! Siapa Saja Selebritis yang Ikut Demo di Agustus 2025?
-
Heboh 'Ojol Taruna' Temui Gibran, GoTo Bongkar Identitas Aslinya
-
Sri Mulyani Bebaskan PPN untuk Pembelian Kuda Kavaleri, Termasuk Sikat Kuku dan Kantong Kotorannya
-
Diplomat Indonesia Tewas Ditembak di Peru! Ini Profil dan Jejak Karier Zetro Leonardo Purba
-
Polemik Gas Air Mata di UNISBA dan UNPAS Bandung, Rektor dan Polisi Beri Klarifikasi
Terkini
-
Misteri Kematian Mahasiswa Amikom: Keluarga Dipaksa Tolak Autopsi? Ini Kata Kapolda DIY
-
Rumah Rp160 Jutaan di Bantul? Pemkab Siapkan Dukungan untuk Program Prabowo
-
Kecelakaan di Jalan Kaliurang: Mobil Putar Balik, Pengendara Motor Jadi Korban
-
Bukan Mengamankan, Mendampingi: Lurah di Yogyakarta Berpakaian Lurik Hadiri Demo Sambil Bagi-Bagi Makanan
-
DANA Kaget: Buruan Klaim! Ini 4 Link Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini