Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 26 Februari 2020 | 14:50 WIB
Mbah Rois dan Putrinya bercerita kepada wartawan mengenai proses evakuasi, Selasa (25/2/2020). [Suarajogja.id/Mutiara Rizka]

Kaki Mbah Rois sempat terluka hingga mengeluarkan darah saat menolong salah satu siswa.

Ia menjelaskan, ada enam orang siswa yang ia dapati berada ditengah kali. Dengan bantuan tangga bambu, ia membantu para siswa ke tepian sungai.

Saat mencoba membantu para siswa, Mbah Rois mengaku ada salah satu dari mereka menangis dan terus menggelengkan kepala. Siswa tersebut takut karena arus air terus bertambah deras. 

"Ya sambil nangis itu sama geleng-geleng. Dia takut, airnya tambah deras," papar Mbah Rois.

Baca Juga: Tim Psikolog SMPN 1 Turi Beri Pendampingan ke Keluarga IYA yang Dibully

Mbah Rois akhirnya memutuskan menggendong siswa tersebut. Ketika hendak melangkah ke tepian, kaki Mbah Rois tercepit di bebatuan.

"Anaknya masih dipunggung saya, ini (kaki) nggejlik batu terus terjepit," kata Mbah Rois.

Demi menjaga keselamatan anak tersebut, Mbah Rois tidak menghiraukan rasa sakit di kakinya. Dengan menahan rasa sakit, ia terus melangkah sekuat tenaga. Beberapa kali, ia sempat terombang-ambing dan hampir hanyut terbawa arus sungai yang semakin deras. 

Setelah berhasil membawa anak tersebut ke tepian sungai, Mbah Rois kemudian memeriksa kakinya yang mengeluarkan banyak darah. Ia tak menghiraukan luka di kakinya dan tetap melanjutkan untuk menolong siswa yang lain.

Baca Juga: Jokowi dan Ma'ruf Amin Hadiri Sidang Laporan Tahunan Mahkamah Agung

Load More