Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 29 Februari 2020 | 14:59 WIB
Warga Pandes 1 menunjukkan sisa-sisa busa yang diduga dari bahan pembuat sabun yang sempat mencemari Sungai Belik di Bendungan Pandes, Pedukuhan Pandes 1, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Sabtu (29/2/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Sejumlah warga Pedukuhan Pandes 1, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul dan Pedukuhan Grojogan, Desa Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Bantul digegerkan temuan busa setinggi dua meter di aliran Sungai Belik. Kemunculan busa itu diduga lantaran ada oknum yang melakukan pencemaran air.

Seorang warga Pandes 1, Suradal (43), menerangkan bahwa penemuan tersebut terjadi pada Jumat (28/2/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.

"Usai salat Magrib saya biasa membeli minuman di angkringan yang berada di pinggir sungai. Karena ada sejumlah warga berkumpul di bibir sungai, saya mendekat, ternyata kali sudah ditutupi busa," kata Suradal, ditemui SuaraJogja.id di dusun setempat, Sabtu (29/2/2020).

Pihaknya menuturkan, tinggi busa sendiri mencapai batas talut Sungai Belik. Diperkirakan, busa hanyut sepanjang 150 meter.

Baca Juga: Jamaah Umrah Gagal Berangkat karena Corona Tak Bisa Refund Tiket

"Jadi, lokasi kejadiannya dekat dengan Bendungan Pandes. Dari atas memang tidak ada busa, tapi saat turun di DAM busanya muncul, bahkan pohon pisang yang ada di bawah sungai tertutup busa," katanya.

Disinggung apakah ada pabrik yang berada di pinggir Sungai Belik, Suradal membenarkan. Terdapat pabrik pengolahan tahu dan tempe di daerah Tamanan, Banguntapan.

"Ada beberapa pabrik sebenarnya di sekitar aliran Kali Belik. Namun kami rasa itu bukan penyebabnya, karena jika limbah tahu atau tempe tidak akan menyebabkan busa sebanyak itu," terang dia.

Suradal awalnya khawatir akibat busa yang muncul di Sungai Belik. Pasalnya, beberapa warga Pandes 1 memiliki kolam untuk budi daya ikan gurami, nila, dan lele.

Kepala Pedukuhan Grojogan Sunardi memberi keterangan pada wartawan terkait kasus dugaan pencemaran Sungai Belik di rumahnya, Grojogan, Desa Tamanan, Kecamatan Baguntapan, Kabupaten Bantul, Sabtu (29/2/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Kejadiannya kan malam, setelah tahu busa muncul, saya sempat takut air sungai yang [diduga] tercemar ini bisa membuat mati ikan-ikan yang dipelihara warga karena warga sendiri membuat sudetan sendiri dari sungai untuk mengairi sawah dan kolam ikan. Setelah dicek, ikan tetap aman, tidak ada yang mati," kata dia.

Baca Juga: Nagita Slavina Keguguran, Reaksi Rafathar Bikin Raffi Ahmad Kaget

Seorang warga Dusun Glagah, Desa Tamanan, Banguntapan, Johan Hani (48), mengungkapakan, kejadian seperti itu baru kali pertama  ini terjadi. Pasalnya, Johan, yang lahir di desa setempat, kerap memancing dan tak pernah menemukan kasus seperti ini.

Load More