SuaraJogja.id - Kadipaten Pakualaman menggelar upacara Ganti Dwaja Bregada Jaga di halaman Pura Pakualaman, Sabtu (29/2/2020). Pergantian bregada jaga diawali dengan upacara serah terima tugas, kemudian dilanjutkan dengan kirab bregada mengelilingi wilayah benteng dan istana.
Meski hujan dengan intensitas lebat mengguyur, upacara pergantian bregada jaga tetap berjalan. Pasukan bregada yang mengadakan kirab mengelilingi benteng tampak basah kuyub saat memasuki area istana.
Pergantian bregada jaga rutin diadakan setiap 35 hari, tepatnya pada Sabtu Kliwon, sesuai dengan hari lahir Sri Paduka Pakualaman X menurut penanggalan Jawa.
Staf Kebudayaan dan Pariwisata Kadipaten Pakualaman Donny Surya Megananda menyampaikan bahwa sebelumnya proses pergantian bregada jaga bersifat internal antar-bregada saja.
"Atas prakarsa dari Sri Paduka Pakualam IX, setiap peringatan wetonnya itu diadakan pergantian bregada jaga yang kemudian dimeriahkan untuk menjadi perayaan rakyat," kata Donny, saat ditemui SuaraJogja.id usai upacara pergantian bregada jaga.
Ia menjelaskan, perayaan rakyat berarti dihiasi dengan tenda-tenda kerajinan maupun kuliner dan juga pentas kesenian rakyat.
Pura Pakualaman sendiri hingga saat ini memiliki dua pasukan bregada, yakni Bregada Lombok Abang dan Bregada Plangkring. Keduanya dapat dibedakan dari pakaian yang dikenakan, senjata yang dibawa, dan alat musik yang dimainkan.
"Bregada Plangkring mengenakan pakaian hitam, seperti yang ada di Inggris karena Kadipaten Pakualaman ini sejarahnya pada masa berdirinya Inggris di Yogyakarta," terang Donny, menjelaskan corak pakaian bregada.
Semenatra, Bregada Lombok Abang identik dengan pakaiannya yang serba merah. Senjata yang dibawa keduanya juga berbeda. Bregada Lombok Abang membawa tombak panjang merah. Sementara, Bregada Plangkring mengenakan senapan atau bedil.
Baca Juga: Warga Sebut Sungai Glagahan Deras di Pagi Hari Sebelum Ngajinah Tenggelam
Donny menjelaskan, pada dasarnya alat musik yang dibawa sama, yakni terompet. Namun yang membuat berbeda adalah iramanya. Ia mengatakan, setiap bregada memiliki irama khasnya masing-masing.
Selain kirab bregada milik Kadipaten Pakualaman, turut di belakangnya Bregada Rakyat, yang diambil secara bergantian dari 5 Kabupaten di DIY. Di belakang Bregada Lombok Abang dan Bregada Plangkir, diikuti Bregada Soka Waneng Yudha dari Tempel Sleman Yogyakarta.
Bedanya, Bregada Rakyat tidak bisa masuk ke dalam Pura Pakualaman dan hanya menunggu di bagian gerbang saja.
"Itu sudah menjadi ketentuan dari Kadipaten Pakualaman," imbuh Donny.
Selain Bregada Rakyat, sajian pentas kesenian rakyat juga diambil bergilir dari 5 Kabupaten. Barongan dari Sanggar Seni Pujo Sumakno turut menyita perhatian masyarakat.
Donny berharap, adanya kegiatan ini dapat membuka kantong budaya baru dan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Pura Pakualaman.
Berita Terkait
-
Lapan: Waspada, Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Dini Hari Nanti
-
Jalan Purwosari Ambrol, DPRD Kulon Progo Desak Perbup Bantuan Tak Terduga
-
Ala Film Parasite, Warganet Bandingkan Banjir di Cluster dan Kampung Warga
-
BMKG: Hujan Lebat, 7 Daerah Berstatus Siaga, Termasuk Jakarta
-
PT AMI Pengelola Stadion Kridosono Bakal Tindaklanjuti Tembok yang Ambyar
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Banjir Merenggut Sawah dan Rumah, Mahasiswa Sumatera dan Aceh di Jogja Berjuang Bertahan Hidup
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!
-
Punggung Ibu, Punggung Keluarga: Kisah Buruh Gendong Menggendong Asa di Jantung Pasar Beringharjo