Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 23 Maret 2020 | 07:15 WIB
Pedagang di Pasar Argosari Wonosari Gunungkidul - (SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Harga gula pasir terus merangkak naik seiring dengan makin menipisnya stok komoditas ini. Bahkan, warung ataupun toko di pedesaan sudah ada yang tidak menjual gula pasir. Alasannya, selain mahal, gula pasir juga sudah mulai sulit ditemukan.

Kunto, salah seorang pedagang di Pasar Argosari Wonosari, Gunungkidul, mengungkapkan bahwa sudah tiga hari belakangan ini ia menjual gula pasir secara grosir dengan harga Rp18.000. Untuk eceran, ia menjualnya di harga Rp18.500 hingga Rp19.000 per kilogram. Kenaikan tersebut dikarenakan harga dari distributor juga naik.

"Lha mau bagaimana lagi. Dari sana sudah naik," tutur Kunto, ditemui SuaraJogja.id di lokasinya berjualan, Minggu (22/3/2020).

Kondisi ini tentu membuat para pedagang mengeluh karena dagangan mereka sepi pembeli. Selain karena harga yang kian mahal, pengunjung pasar tersebut juga menurun drastis akibat merebaknya virus corona penyebab COVID-19 yang kian masif. Warga menjadi enggan untuk ke luar rumah, apalagi ke pasar tradisional.

Baca Juga: Antisipasi Covid-19, Polres Serang Desinfeksi Kendaran Masuk Wilayah Serang

Senada dengan Kunto, Trisna, salah seorang pemilik toko kelontong di Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, juga mengeluhkan hal yang sama. Sejak harga gula pasir terus melambung, ia tidak berani membeli stok dalam jumlah yang banyak. Padahal biasanya dalam dua minggu ia membeli 1 kuintal gula pasir.

"Lha ini naik terus. Saya hanya beli 10 kilogram saja," katanya.

Konsumen gula pasir pun juga kian mengurangi jumlah pembeliannya. Meskipun sebenarnya saat ini musim panen padi, di mana biasanya konsumsi gula pasir meningkat, tetapi ini justru mengalami penurunan. Orang yang biasanya beli satu kilogram, kata Trisna, kini hanya setengah kilogram.

Suranto, warga Plumbungan, Putat, menuturkan, kini untuk mendapatkan gula pasir ia harus berkeliling ke beberapa toko. Sebab, toko kelontong langganannya sudah dua hari ini tidak menjual gula pasir. Alasannya, harganya mahal dan barangnya tidak ada di pasar.

"Ndak tahu kok langka. Padahal ini belum puasa, bagaimana kalau puasa nanti," keluhnya.

Baca Juga: Penurunan Pendapatan Akibat Wabah Virus Corona

Kontributor : Julianto

Load More